Lihat ke Halaman Asli

fatmasari titien

abadikan jejak kebaikan, jadikan hidup penuh manfaat

Obsesi

Diperbarui: 27 April 2021   17:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Hari ini ramadhan memasuki hari ke-15. Sudah pertengahan rupanya. Ada yang masih bersemangat menjamu ramadhan, bahkan meski dengan terengah-engah. Tak rela jika waktu berlalu tanpa mengerjakan amalan ramadhan.

Tapi ada pula yang terlihat lesu dan galau, ingin ramadhan cepat usai. Dia merasa terbatasi dari aktivitas dan terpasung dari kesenangan dunia. Andai dia tahu, apa yang dibawa ramadhan nilainya berkali-kali lipat dari apa yang diangankannya.

Satu demi satu orang shalih kembali pulang. Segala puji bagi Allah yang memberi mereka kenikmatan kembali dalam keadaan berpuasa. Segala puji bagi Allah yang memanggil mereka dalam keadaan melaksanakan tugas negara. Dalam bulan ramadhan yang penuh berkah, penuh rahmat, ampunan dan jaminan terbebas dari api neraka. Maa syaa Allah. Betapa mereka mendapatkan kesemuanya.

Allah memang maha mengabulkan doa dan thumuhat (obsesi). Di banyak kisah para sahabat syahid dengan kondisi sesuai dengan apa yang mereka obsesikan.

Alkisah, pada suatu siang, Khalifah Umar ibnu Khathab radhiallahu 'anhu beristirahat di atas tumpukan tanah dan kerikil. Keringat membasahi tubuhnya yang kelelahan sebab mengurus rakyatnya seharian. Beliau memanjatkan doa yang amat menyentuh hati. Beliau meminta kepada Allah dengan sesuatu yang tak banyak dilakukan oleh pemimpin lain selepasnya.

"Ya Allah, usiaku sudah semakin udzur, tubuhku semakin tua, dan rakyatku sudah semakin banyak. Kembalikan aku kepada-Mu dalam kondisi tidak menyia-nyiakan mereka, dan dalam kondisi tidak termakan fitnah. Tetapkanlah bagiku kematian sebagai syahid di jalan-Mu, dan wafat di tanah Rasul-Mu."

Doa yang pendek ini cukup menggambarkan obsesinya yang menakjubkan. Beliau tidak meminta urusan dunia dalam doanya.

Beliau mengawali doanya dengan sebuah pengakuan. Sebuah pengakuan bahwa dirinya hanyalah manusia biasa yang memiliki sifat lemah nan tak berdaya di hadapan Rabbnya. Dalam lemahnya fisik yang dirasakan, beliau masih sibuk memikirkan rakyatnya.

Beliau juga menyadari kewajibannya akan semakin banyak sehingga memohon perlindungan Allah dari badai fitnah yang mungkin akan menimpanya dalam situasi ini.

Sebagai seorang jundi yang banyak berkecimpung dalam peperangan, ketika menjadi seorang khalifah, tidak menyurutkan cita-citanya untuk mati syahid. Dan beliau meminta agar diwafatkan di Madinah al Munawarah, berdekatan dengan tempat di mana Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam dimakamkan.

Bait-bait doa yang lahir dari hati seorang pemimpin shalih, yang selalu berkeliling untuk memperhatikan orang lain, dan membagi cintanya pada banyak orang. Bait-bait doa itu naik ke langit dan diterima Allah ta'ala . Seluruh pintanya terkabul.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline