Lihat ke Halaman Asli

Stop Bullying

Diperbarui: 23 Agustus 2020   16:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bullying

Kita tidak asing dengan satu kata ini. Sebagian menganggap candaan atau kesenangan, sebagian yang lain menganggap sebuah keseriusan.

Kadang kita tidak sadar dengan apa yang kita lakukan terutama pada ucapan. Jika kita amati bullying saat ini yang paling banyak bukan bullying secara fisik, tetapi secara verbal atau kata-kata. Seperti yang banyak terjadi di media sosial, banyak netizen yang melontarkan kalimat-kalimat kurang baik melalui komentar, instastory, dan lain sebagainya. Terlebih power media sosial saat ini begitu kuat, hampir orang diseluruh dunia menggunakan media sosial sehingga peluang menggiring opini publik juga besar. 

Kita sering lupa, sering tidak mengerti, bahwa ada the power of kata-kata. Ada kekuatan dari setiap kalimat yang kita ucap atau kita dengar. Kita tidak mengerti seberapa kuat kata-kata kita mempengaruhi orang lain, entah mempengaruhi untuk membuatnya semakin maju atau semakin down.

Dampak teringan  mungkin hanya membuat seseorang tidak nyaman, tapi kita tidak akan tau bagaimana kelanjutan dari rasa tidak nyaman tersebut. Bisa jadi dari rasa tidak nyaman muncul bibit yang membuat mereka merasa insecure, tidak percaya diri, dan berpotensi mengalami gangguan mental.

Tidak ada sisi positif dari sebuah bullying baik bullying fisik, verbal, maupun sosial. Kita tidak akan mengerti apa dampak terburuk yang mungkin terjadi kepada mereka korban bullying. 

So, stop bullying. Mari kita belajar membangun dan bukan menjatuhkan, baik di dunia nyata maupun dunia maya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline