Lihat ke Halaman Asli

kita berada di mana

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

KITA BERADA DI MANA

Oleh: Fatma Elly

TELEVISI ditinggalkan. Langkahnya lemah menuju wastafel. Di mana di atasnya terdapat cermin.

Dada bergemuruh. Jantung berdetak tak teratur. Keringat mengguyur.

Butiran-butiran dingin merayap di sekujur badan.

Kata-kata itu masih mendenging di telinga. Bersemayam di hatinya.

“Beginikah selalu? Lingkar tak putus?”

Dan ia melihat sang diri. Gagah, tegap, kekar, ganteng, di atas wajah jantan yang dimiliki dan memukau. Walau usia sudah dikeroposi sekitar empat puluh limaan.

Diamati sebentar wajah itu. Juga keseluruhan bentuk tubuh yang berkimono. Pakaian yang biasa dipakai kala istirahat malam. Saat tidur.

Sejenak, senyum bangganya tersungging. Bibirnya merekah.Tapi hanya sekejap. Kebanggaan itu menepis. Wajahnya terlihat kusam di antara kepucatan yang meronai. Dahi bergaris. Muka berkerut.

Resahnya menghimpit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline