Lihat ke Halaman Asli

1.205,9 Mil Menunggu Mu

Diperbarui: 16 Januari 2023   22:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sepenggal swastamita genit merayu
Deru adzan sahut-menyahut mulai menyeru
Debur ombak tak kalah seru berpacu
Tonggak batu karang jadi saksi bisu

Perlahan ku turunkan egoku
Mengantarmu pergi untuk sementara waktu
"Sampai bertemu tahun depan" bisik lirih kepadaku
Lisan kelu bisu dan hanya termangu
Deru air mata melebur menyatu
Ku tatap punggungmu yang mulai menjauh tak tentu

Pintu kapal tertutup rapat tak terlihat
Jangkar terangkat penuh karat
Lambaian tangan penuh doa dan harap
Semoga bertemu cepat dan bercakap

Cakrawala menggelap berubah warna
Semilir angin tak bertuan mulai menyapa
Ku langkahkan kaki menjauh dari dermaga
Gontai tak berirama

Di ujung secercah cahaya nampak
Mengisi aksara bersajak
Berharap kepada senja
Bahwa semua baik-baik saja

Aku percaya
Bahwa cinta samudera seluas angkasa
dan tulus angkasa sedalam samudera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline