Walaupun isi buku terkadang tidak se-sederhana covernya, tapi, bukankah wajar jika melihat buku dari covernya? Tentu saja, tentu saja sangat wajar kok.
Cover memang sudah tempatnya menjadi "daya tarik" sebuah buku karena memang itu fungsinya. Sama seperti kita melihat sesuatu yang indah seperti bunga, langit atau mungkin seseorang yang tampan atau cantik. Cover berfungsi sebagai daya tarik, wajar melihat buku dari covernya.
Namun letak kesalahannya adalah menilai secara "keseluruhan" hanya dari cover tersebut.
Penilaian awal seperti premis. Seperti halnya ketika kamu liat jajan di pasar, yang warnanya merah biasanya manis. Ini namanya dugaan. Tidak ada salahnya dari menduga. Tetapi kalau kamu mengatakan jajan itu pasti manis apapun yang terjadi pokoknya manis, nah ini baru judgemental brutal secara keseluruhan dan bukan lagi dugaan namanya. Padahal pas kamu beli jajan itu dan mencobanya ternyata asin. Nah, kapok kan asal men-judge. Sama seperti ketika kamu melihat cover buku.
Menurut saya wajar menilai dari covernya. Memang itu kan fungsi cover? Namun bagi mereka yang merupakan pembaca veteran, cover hanyalah cover, bukan tempatnya menilai keseluruhan buku.
Jika kamu pembaca yang menilai buku dari cover, saya rasa kamu adalah the beginner. Pemula yang masih perlu banyak membaca.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI