Lihat ke Halaman Asli

The Glory; Balas Dendam dengan Estetik

Diperbarui: 19 Januari 2024   11:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

netflix.com

-Singkirkan hal-hal mentalitas sebagai korban. Saat kamu dikunci dalam sebuah ruangan dan dikelilingi oleh musuh katakan pada dirimu sendiri "Saya tidak terkunci disini bersamamu, tetapi kamulah yang terkunci disini bersama saya."-

Saya menemukan kalimat ini pada sebuah komentar dalam postingan Quora. Kemudian saya pun tertuju pada Drama Korea Netflix yang cukup populer tahun 2023 kemarin. Mentalitas memang sangat penting diasah, mindset, kesadaran, emotional dan semua yang berkaitan tentang ego manusia. Psikis manusia memang lebih luas dari jagat raya ini. Saya menyadari bahwa beberapa dari kita tercipta dengan kecerdasan emosional yang diluar normal. Sayangnya, hal tersebut malah membuat seseorang tidak bahagia.

Karena semakin memahami sesuatu, kita semakin tidak ingin memahami. Otak kita berjalan pada jalan itu, tetapi hati kita hanya kepingan perasaan yang tidak bertulang dan lemah.

Kembali pada topik awal mengenai drama pembalasan dendam yang dibintangi aktris kenamaan Song Hyekyo ini. Memberikan gambaran bahwa balas dendam tidak selalu kotor dan kasar. Balas dendam bisa dilakukan dengan cara yang cerah dan bersih. Hasil akhir haruslah lebih menyenangkan, setidaknya untuk semua pihak. (read: adil dan setimpal)

Jujur saja, menonton drama pembalasan dendam membuat saya puas, karena saat menonton saya sering berpura-pura menjadi tokoh utamanya. Tidak ada hal yang patut disyukuri dari sebuah trauma. Tidak ada luka yang tidak meninggalkan bekas. Begitu juga masa lalu seseorang. Ya, saya pernah dalam posisi Moon Dongeun, si tokoh utama. Namun tidak sebrutal apa yang ada dalam drama. Namun cukup membuat saya sakit setengah bulan dan masih sakit berkepanjangan beberapa bulan kemudian, sembari melukai diri sendiri (self-harming) dan percobaan bu*nuh diri sekali.

Masa sekolah tidak selalu menyenangkan, karena itu berhati-hatilah saat bercerita tentang masa SMA anda yang penuh memori indah. Jika ada salah satu teman yang hanya diam mendengarkan, kemungkinan ia tidak memiliki kenangan secerah kalian. Saya pernah menulis tema tentang Remaja dan Batasan-batasannya.

Jika dibahas lanjut akan sangat panjang dan keluar dari topik.

Namun inti dari tulisan ini, saya mendukung penuh apa yang dilakukan Dongeun, hingga mengorbankan karirnya, percintaannya, bahkan masa mudanya untuk merencanakan balas dendam sedemikian rupa, saya menghormati keputusannya.

"Picky when looking for friends, it's arrogant. Picky when looking for best friends, it's smart." That's the formula. Ini adalah rumus atau prinsip yang saya teguhkan sampai sekarang. Manusia dengan beragam sifat, kepribadian, dan latar belakang. Kecurigaan adalah jalan membangun kepercayaan. Waduh, kenapa jadi agak berat ya? Mungkin saya terlalu larut dalam masa lalu saya sendiri.

Ada satu dialog favorit saya di drama The Glory Season 1. Itu adalah percakapan antara Dongeun dan Yeojeong, pria yang mencintainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline