Lihat ke Halaman Asli

Perihal Buku Motivasi

Diperbarui: 21 Mei 2023   11:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Apakah kamu tipe yang suka baca buku motivasi?

Jujur saja saya tidak terlalu suka (bukan benci ya). Dulu pas masih remaja saya prefer komik entah lokal maupun anime (manhwa belum populer di Indo) atau kumpulan cerpen.

Menurut saya, isi dari buku motivasi itu cuma seputar 3 hal di bawah ini:

  1. Komitmen (disiplin, berproses, usaha)

  2. Bersyukur (kerelaan, penerimaan, kepercayaan)

  3. Ikhlas (empati, emosi, rasa sakit)

Yang kemudian dijabarkan dengan pendekatan-pendekatan empiris, analitis, dan/atau psikologis. Setiap penulis memiliki ciri khasnya masing-masing dalam mengintegrasikan apa yang telah di telitinya menjadi analogi-analogi hidup yang kreatif (atau mungkin puitis) sehingga lahirlah kata-kata bijak, kata-kata motivasi yang jika ditelaah lebih dalam terdengar sangat bermakna. Bukan kedengarannya tapi memang bermakna. Apalagi yang bicara adalah sosok yang pernah mengalaminya langsung. Akibatnya motivasi-motivasi tersebut menjadi valid dan menjadi kebenaran bahwa apa yang diutarakan si pembuat motivasi adalah jalan yang bisa ditempuh setiap individu. Padahal semuanya adalah opini penulis belaka. Namun opini-opini penulis-yang disulap jadi motivasi-yang menggiring pembaca ini adalah pola pikir yang positif dan mampu mempengaruhi pembaca untuk mengikutinya. Mulai dari cara berkomitmen, cara bersyukur dan cara ikhlas dengan lurus-lurus tanpa ada perasaan menderita dan sengsara. Yang artinya emosi penulis tertransfer dengan baik melalui motivasi yang diberikan kepada orang lain. Meskipun tidak semuanya dapat berlaku untuk semua individu. Tetapi kenyataannya memang hal tersebut adalah hal positif yang berpengaruh baik.

Akhirnya step-step menuju kebahagiaan masyarakat kini menjadi satu garis yang bisa ditarik kesimpulan padahal setiap orang memiliki variabel yang berbeda tiap hidupnya. Ukuran dari bahagia dan rasa sakit menjadi sepadan dan sama beratnya dalam timbangan untuk semua orang. Karena itu gaes jangan terlalu banyak baca buku motivasi. Tanpa itu pun kamu masih bisa termotivasi.

Kecuali kamu punya niat terselubung untuk mendapatkan sesuatu dari buku motivasi tersebut. Misalnya mencari tahu pola pikir penulis alih-alih me-universalkan segala opininya tentang hidup. Jujur saja yang paling ingin saya komentari adalah buku Mark Manson. Tenang, bukan kritik negatif kok. Justru saya ini salah satu fans beliau. Saya membaca dua bukunya yang sampul warna orange dan warna biru, yang sudah baca pasti tahulah yang judulnya itu, hehe.

Buku Mark Manson terdengar luar biasa dengan pola pikir yang juga luar biasa. Manson memadukan kisah-kisah nyata sejarah dan tokoh-tokoh filsuf di masa lalu yang juga nyata adanya. Beliau adalah orang cerdas yang mampu menggiring opini dengan sangat luwes dan mulus melalui penelitian empirisnya yang meyakinkan. Saya juga yakin dia ini tipe yang knowing everything well ketika diajak ngobrol. Dengan ekspresi yang menyejukkan dan pola pikir yang cerdas seperti tanpa batas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline