Hampir semua dari kita, saat berada di ujung tahun, rasanya akhir zaman sudah dekat, seperti di depan mata, padahal setelah beberapa hari berlalu, ternyata ya sama saja kayak tahun lalu.
Kenapa ya bisa merasa seperti itu? Kenapa kita khawatir pada tahun baru tapi malah merayakannya? Di luar kita overhype, apalagi saat menghitung countdown pukul 00.00, tapi di dalam, rasanya ada yang mengganjal. Atau hanya saya saja ya?
"Wah bentar lagi ganti tahun, umur ternyata dah segini."
Tapi anehnya manusia malah merayakannya. Seolah kegusaran berusaha dihapus oleh kenyataan yang akan dihadapi di tahun berikutnya. Perayaan akhir tahun menjadi ajang liburan, bersenang-senang, pesta, berkumpul dengan teman dan keluarga, padahal di dalam hati gundah, takut, khawatir, cemas akan angka di belakang tahun berganti. Apakah ini euphoria yang dikemas dalam bentuk kumpulan perang batin manusia yang tidak mampu menguasai waktu?
Selagi belum ada mesin waktu, manusia tidak bisa mencegah waktu bergulir. Tahun hanya lah sebuah angka, namun angka-angka tersebut membentuk suatu pola mengenai fase dan periode yang telah berproses selama ini. Kita khawatir akan tahun baru, namun kita merayakannya. Konsep yang sama seperti ulang tahun.
Sejak umur 19 menuju 20, saya tidak terlalu excited merayakan ulang tahun. Tapi mama saya tetap membuat hajatan kecil-kecilan. Sampai saya bilang tidak perlu untuk merayakannya, tetapi mama saya menjawabnya dengan tersenyum.
"Buk, aku dah umur segini, gak usah dirayain aja deh. Kayak anak kecil, hehe."
"Ya udah anggap aja bukan perayaan, tapi selametan."
Selametan itu adalah acara hajatan dan didoakan. Lalu saya pun berpikir, mungkin acara ulang tahun bukan sekedar euphoria karena bertambah dewasa. Tetapi mempunyai arti yang lebih baik, seperti harapan baru yang akan di gapai dan harapan lama yang masih belum tergapai, menjadi cepat sampai.
Jadi, perayaan ulang tahun yang sekedar bersenang-senang padahal tambah umur, menurut saya sangat aneh. Karena semakin dewasa, kita semakin tambah beban. Apa yang harus dirayain? Seabrek masalah yang datang? Atau depresi dan stres yang selalu menyertai perjalanan?
Setelah mendengar kata-kata ibuk, pikiran saya mengenai ulang tahun hanya pesta belaka, berubah menjadi hal yang lebih positif, yaitu doa. Pada tahun baru 2023 yang akan datang, kita berharap hidup kita lebih baik, semua harapan terkabul, dan hal yang baik dan membahagiakan mendatangi kita. Itu adalah esensi dari perayaan sesuatu yang tambah umur, tak terkecuali waktu.