Apakah kamu pernah menonton film yang tidak sesuai umurmu?
Saya pernah.
Bahasan kali ini lebih ke genre-genre berbahaya, rating dewasa yang tidak boleh ditonton anak dibawah umur. Seperti contoh pembunuhan sadis, pelecehan seksual, sekte sesat seperti penumbalan dan kanibalisme, serta film-film thriller yang bermuatan tekanan psikologis berat.
Menonton film semacam itu ketika belum cukup umur sangat berbahaya karena anak atau remaja yang belum mampu menyerap informasi tersebut, akan mengalami penurunan fungsi otak.
Apapun bentuknya, bukan hanya film, bisa saja gambar langsung maupun tidak langsung. Hal itu dapat menyebabkan otak anak tidak bekerja secara normal. Mereka terlalu cepat menerima konten yang sulit dicerna.
Mudahnya seperti ini, seorang bayi berumur satu bulan harusnya minum susu, namun diberi makanan padat. Apa yang terjadi? Tentu bayi tersebut akan muntah dan sakit, meskipun tidak menimbulkan kematian namun kondisi bayi pasti kritis dan membahayakan. Sama seperti remaja, belum waktunya dicerna namun sudah mengonsumsi film dewasa.
Tidak menimbulkan kematian, namun dapat menimbulkan kondisi abnormal psikologis, tekanan dan trauma aneh yang tak bisa dijelaskan, karena itu bukan berasal dari hal yang dialami secara langsung. Kondisi-kondisi itu cukup berbahaya untuk tumbuh kembangnya di masa depannya nanti. Kadang ada yang cuma menonton sekali dua kali, namun tetap terngiang-ngiang dan membuat ketakutan tanpa alasan. Apalagi yang kecanduan sampai berkali-kali.
Saya punya contohnya langsung, yaitu pengalaman saya sendiri. Suatu hari, saya mengikuti kegiatan PMR ketika masih duduk di kelas 8. malam harinya teman-teman memutuskan menonton film bersama atau istilahnya kalau sekarang itu nobar atau nonton bareng. Saya ingat kalau saya tidak ikut memilih film apa. Tetapi salah satu dari teman saya merekomendasikan film yang lagi booming, yaitu "Bangkit dari Lumpur".
Film ini dibintangi oleh Dewi Persik. Saya menyukai artis cantik ini karena aktingnya bagus, sayangnya setelah menonton film yang ber rating dewasa ini saya jadi tidak menyukainya lagi, padahal harusnya bukan begitu ya. Tapi tidak tahu kenapa, setiap melihat Dewi Persik di televisi pasti saya teringat film yang mengerikan ini terus.
Ada adegan pembunuhan sadis dan menyeramkan di film ini, sayangnya saat itu teman-teman malah pada tertidur dan saya pun menontonnya sendirian. Banyak adegan yang membuat saya takut terutama hantu yang tidak wajar dan pressure dalam film itu sendiri seperti suara mencekam dan pencahayaan yang gelap. Saat itu saya sangat sangat benci film horor. Bukan takut setannya, tapi lebih ke jumpscare nya yang bikin jantungan.