Lihat ke Halaman Asli

Penjara Sakral dan Rumah 'Tidak Sehat'

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tatkala setiap orang kebingungan tak tahu akan kemanakah mereka akan dibawa ketika kondisi tubuh sudah tidak normal lagi. Rasa bimbang akan kondisi tubuh berharap untuk kembali seperti semula. Padahal semua tidak suka akan tinggal didalamnya, tinggal didalam sebuah bangunan berisikan ruang-ruang yang beraromakan obat dan berbagai bahan kimia.

Rumah sakit, rumah yang sudah 'tidak sehat' lagi. Rumah yang jauh berbeda dengan rumah-rumah lainya. Rumah yang berisikan puluhan bahkan ratusan kamar. Terdapat suatu kamar yang setiap orang ketika singgah sebentar ataupun lama ke rumah ini, tak mau untuk mampir ke kamar ini. Kamar yang dipenuhi orang-orang tak bernyawa alias kamar jenazah.

Oleh karena rumah ini sudah tidak sehat lagi, aktifitas di dalamnya juga menjadi tidak sehat. Terjadi monopoli harga sehingga menjadi dua kali lipat dari harga-harga diluar rumah ini. Akan tetapi KPPU dan YLKI tak bisa berbuat apa-apa, mereka tak bisa menindak pelaku usaha dan melindungi konsumen. Warung makan dan asongan memberikan harga yang tidak bersahabat, harga-harganya sudah tidak sehat lagi.

Setelah bernegosiasi dengan dokter, akhirnya kami pun diperbolehkan untuk mengakhiri masuknya tetesan cairan infus yang mengalir lewat selang bening ke dalam tangan sang tulang punggung keluarga kami.

Selanjutnya tinggal berurusan dengan 'administrasi' beserta antek-anteknya yang cukup melelahkan dan menjadi penghambat untuk segera angkat kaki dari ruangan sempit ini.

Itulah gambaran dari rumah yang kami tinggali 4 hari 3 malam. Rumah yang tak membuat kami betah. Malam ini kami tak lagi bermalam dalam penjara sakral yang penuh rasa ingin sembuh, penjara yang selalu bertambah biaya tiap malamnya, penjara yang dipenuhi dengan penderitaan, penjara yang selalu dijaga oleh makhluk-makhluk berpakaian serba putih, Mungkin hanya mereka yang menikmati penjara ini, semoga saja mereka tak bersenang-senang diatas penderitaan orang lain.

Cukup sudah bersamamu, kami tak akan merindukanmu.
Wahai rumah tidak sehat..
Wahai penjara penuh derita..
Terima kasih atas do'a-do'a adik, kerabat, sanak saudara, teman, kawan, sahabat, guru dan orang yang khos bagiku.. Kalian jangan sekali-kali ingin mencicipi bermalam didalamnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline