Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan secara singkat pandangan penulis tentang salah satu kompetensi dasar yang wajib dimiliki oleh seorang guru, yaitu: kompetensi kepribadian.
Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan perilaku dan sikap dalam menjalankan tugas profesi. Berkaitan dengan guru, berarti bagaimana guru berperilaku selama menjalankan tugas profesinya. Hendaknya guru dapat mengilhami falsafah "guru kencing berdiri, murid kencing berlari" yang berarti guru adalah teladan bagi seorang muridnya. Guru harus selalu bersikap dan berperilaku baik dalam setiap sendi kehidupannya, tidak hanya ketika mengajar atau di lingkungan pendidikan saja.
Predikat "guru" yang melekat pada seseorang yang berprofesi guru akan menjadikan seseorang bertanggung jawab secara penuh untuk bertindak, berperilaku, dan bersikap sebagaimana semestinya menggambarkan seorang suri tauladan yang baik. Kepercayaan masyarakat terhadap ketercapaian kompetensi afektif anaknya juga akan dipengaruhi cerminan kompetensi kepribadian guru yang mengajarnya. Sekali guru mencerminkan kepribadian yang tidak baik, maka akan memberikan pandangan nilai yang negatif pula untuk masyarakat.
Menurut Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan terdapat 9 kriteria kepribadian yang harus dimiliki seorang guru, yaitu: mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana, berwibawa, berakhlak mulia, menjadi teladan, mengevaluasi kinerja sendiri, serta mengembangkan diri secara berkelanjutan. Sementara itu, Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi dan Kompetensi Guru menjelaskan kompetensi kepribadian untuk guru kelas dan guru mata pelajaran, pada semua jenjang pendidikan dasar dan menengah, sebagai berikut [a].
- Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia, mencakup: (a) menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender; dan (b) bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.
- Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, mencakup: (a) berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi; (b) berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia; dan (c) berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya.
- Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, mencakup: (a) menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil; dan (b) menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.
- Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, mencakup: (a) menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi; (b) bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri; dan (c) bekerja mandiri secara profesional.
- Menjunjung tinggi kode etik profesi guru, mencakup: (a) memahami kode etik profesi guru; (b) menerapkan kode etik profesi guru; dan (c) berperilaku sesuai dengan kode etik guru.
Gumelar dan Dahyat (2002: 127) merujuk pada pendapat Asian Institut for Teacher Education, mengemukakan kompetensi pribadi meliputi (1) pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama, (2) pengetahuan tentang budaya dan tradisi, (3) pengetahuan tentang inti demokrasi, (4) pengetahuan tentang estetika, (5) memiliki apresiasi dan kesadaran sosial, (6) memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan, (7) setia terhadap harkat dan martabat manusia. Sedangkan kompetensi guru secara lebih khusus lagi adalah bersikap empati, terbuka, berwibawa, bertanggung jawab dan mampu menilai diri pribadi.
Johnson sebagaimana dikutip Anwar (2004:63) mengemukakan kemampuan personal guru, mencakup (1) penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya, (2) pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dianut oleh seorang guru, (3) kepribadian, nilai, sikap hidup ditampilkan dalam upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya.
Arikunto (1993: 239) mengemukakan kompetensi personal mengharuskan guru memiliki kepribadian yang mantap sehingga menjadi sumber inspirasi bagi subyek didik, dan patut diteladani oleh siswa. Berdasarkan uraian di atas, kompetensi kepribadian guru tercermin dari indikator (1) sikap, dan (2) keteladanan [b].
Arti Penting
Pepatah jawa mengatakan, "ajining diri soko lathi, ajining rogo soko busana, ajining drajat soko pangkat" (berharganya diri seseorang dinilai dari ucapannya, raga seseorang dinilai penampilannya, dan derajat dinilai dengan pangkat/profesinya). Pepatah tersebut memberikan pelajaran bagi kita bahwa orang lain akan menilai baik/buruknya kita berdasarkan kepribadian yang terpancar dari dalam diri kita.