Lihat ke Halaman Asli

Analisis Location Quotient (LQ) Tanaman Biofarmaka di Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan (2018-2022)

Diperbarui: 5 September 2024   12:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Foto Survey Lapangan, 2024/dokpri

Pertanian biofarmaka merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam pengembangan ekonomi dan kesehatan masyarakat. Di Kecamatan Liang Anggang, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, tanaman biofarmaka telah menjadi komoditas yang berpotensi tinggi. Dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi dan strategi pengembangan pertanian biofarmaka di wilayah tersebut, analisis Location Quotient (LQ) digunakan sebagai alat penting untuk menentukan potensi dan keunggulan komoditas biofarmaka.

 

     Tanaman biofarmaka telah menjadi fokus utama dalam pengembangan pertanian di berbagai wilayah, termasuk di Kecamatan Liang Anggang. Komoditas biofarmaka seperti jahe, kencur, kunyit, lengkuas, lempuyang, temuireng, temulawak, kapulaga, mahkota dewa, lidah buaya, dan mengkudu telah dibudidayakan dan diproduksi secara signifikan di wilayah ini. Namun, untuk memahami lebih lanjut tentang potensi dan keunggulan komoditas biofarmaka di Kecamatan Liang Anggang, diperlukan analisis yang sistematis dan terstruktur.

     Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi dan keunggulan komoditas biofarmaka di Kecamatan Liang Anggang, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, menggunakan metode Location Quotient (LQ) selama periode 2018-2022. Dengan demikian, penelitian ini dapat memberikan informasi yang akurat tentang sektor komoditas biofarmaka yang paling berpotensi dan berkontribusi besar terhadap ekonomi lokal.

     Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diolah dengan metode analisis Location Quotient (LQ). Data yang digunakan meliputi produksi dan luas areal tanam komoditas biofarmaka di Kecamatan Liang Anggang dan Provinsi Kalimantan Selatan. Analisis LQ akan membantu menentukan komoditas biofarmaka yang berpotensi sebagai komoditas basis dan non-basis di wilayah tersebut.

     Location Quotient (LQ) digunakan untuk membandingkan output sektor i di suatu kota atau kabupaten dengan output sektor yang sama di tingkat provinsi. Menurut Hendayana (2000), metode LQ memiliki beberapa keunggulan dalam mengidentifikasi sektor basis, antara lain penerapannya yang sederhana, mudah, dan tidak memerlukan perangkat lunak pengolahan data yang kompleks. Analisis ini dapat diselesaikan menggunakan spreadsheet Excel, atau jika datanya tidak terlalu banyak, dapat dilakukan dengan kalkulator. Berikut adalah rumus metode LQ:

LQ: (Xij/Xi) / (Xj/X)

Keterangan:

Xij       = Produksi (Produksi Tanaman Biofarmaka (kg)) jenis komoditas j pada Tingkat Kecamatan

Xi        = Produksi (Produksi Tanaman Biofarmaka (kg)) Total jenis komoditas pada Tingkat Kecamatan

Xj        = Produksi (Produksi Tanaman Biofarmaka (kg)) jenis komoditas j pada Tingkat Kabupaten/Kota

X         = Produksi (Produksi Tanaman Biofarmaka (kg)) Total jenis komoditas pada Tingkat Kabupaten/Kota

Interpretasi Nilai LQ

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline