Lihat ke Halaman Asli

Fatimah Zahra

Pelajar/Mahasiswa

Tulisan Untukmu: Bisakah Temani Aku Sehari?

Diperbarui: 4 Januari 2024   21:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cr: @Zaraac

Masih ingatkah engkau senja yang kita  datangi setiap sore, duduk dibibir pantai menikmati persekian detik pencahayaan hilang. Aku rindu, aku rindu obrolan - obrolan singkat namun menenangkan. Inikah yang disebut rumah? kurasa Iya. 

Rumah itu ku nikmati hampir 3 tahun lamanya, hingga pada suatu hari aku mengangkat kaki dengan berat hati untuk meninggalkan rumah dan seisinya. Tapi aku yakin itu masih menjadi rumah ku, aku rindu, benar - benar rindu. Saat aku pergi melangkahkan kaki, senyuman kita terputus di tempat paling ku benci hingga saat ini. Tempat dimana aku harus berpisah meninggalkan semua orang tersayang dan melaju terbang ke kota berbeda. Maaf, untuk kali ini aku benar - benar pergi.

Kuukir semuanya dengan sangat lembut dan rapih, ku tata hidup ini untuk bisa menyesuaikan diri. Sadarnya aku, ini memang bukan rumah terbaik untukku, tidak ada sedikitpun ketenangan yang aku dapatkan bersama orang - orang disini. Hidupku hampa, tak berwarna lagi bahkan sudah hilang akan semua rasa kehidupan. Aku berdiri sendiri sedangkan hati ini masih sedikit mengharapkanmu.

Ku kira aku yang terakhir ternyata kamu mencari  pendamping kembali. Lalu aku bagaimana? Yaa sudah hampir 3 tahun aku di kota ini. Tanpa seseorang yang memapahku, mendengarkan semua keluhanku, menenangkan kecemasanku akan segala hal. Kamu memilih dia!

Dia yang akupun tidak tau dari planet mana dia datang. Seketika hidupku semakin berantakan, begitu mengetahui kamu sudah bersama perempuan lain. Rumah ku terasa hilang, lalu aku akan pulang kemana? pernahkah kau memikirkan ku?

Kau ajak die ketempat kesukaan ku, kau lakukan aktivitas yang memang hobiku, mengapa? mengapa kau ulang cerita ku namun bersama perempuan yang berbeda. Kau senang mengambil foto siluet ku ditengah senja secara diam-diam dan kau lakukan juga dengan perempuan ini. Aku bukan merasa paling tersakiti, aku hanya rindu!

Bisakah kau kembali untuk satu hari saja, aku ingin menceritakan semua beban yang aku pikul selama 3 tahun dikota ini. Maukah kau menjadi pendengar kembali?  kurasa tidak! aku bukan lagi satu - satunya untukmu namun menjadi salah satu bahkan sudah tak terpandang lagi dipelipis matamu.

Ku terima, ku ikhlaskan, aku yakin kamu juga membutuhkan seseorang yang selalu ada. Bukan aku yang memiliki banyak tuntutan hingga menjadi beban terberat dihidupmu. 

Aku bahagia, melihat kamu dan dia bersamaa. Tapi entah kenapa, hatiku sedikit tersayat rapih melihat semua kenyataan yang kau beri.

Terima Kasih....

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline