Acara Seminar Dies Natalis CIBEST IPB yang ke-13 dihadiri oleh para ahli ekonomi syariah, IPB University menampilkan berbagai upaya dalam membangun ekosistem ekonomi syariah yang berkelanjutan. Keynote Speaker yang disampaikan Dr. Irfan Syauqi Beik, SP, MSc. Ec .Tiga pembicara utama dalam seminar tersebut, yaitu Dr. Khalifah Muhamad Ali, S.Hut., M.Si , Dr. Sutan Emir Hidayat, dan Prof. Dr. Luki Abdullah membagikan pandangan mengenai peran IPB dalam mendukung ekonomi syariah di sektor Agromaritim.
Komitmen IPB dalam Industri Halal dan Layanan Keuangan Syariah
IPB University telah menunjukkan dedikasi kuat dalam membangun industri halal melalui berbagai inisiatif. Salah satu langkah penting adalah pembentukan Lembaga Halal dan Auditor Halal, yang memastikan produk-produk di bawah pengawasan IPB memenuhi standar halal. IPB juga memiliki perusahaan induk dengan beberapa anak usaha, termasuk IPB Convention Hotel yang dikembangkan sebagai hotel ramah Muslim. Selain itu, IPB juga akan memiliki Halal Center yang diproyeksikan menjadi pusat halal terbesar di Asia Tenggara. Tidak hanya itu, IPB telah mengakuisisi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Botani Binarama, yang menunjukkan kinerja positif dengan total aset mencapai Rp140,72 miliar pada 2022. Bank ini ditargetkan menjadi bank wakaf pertama di Indonesia, dengan mengintegrasikan wakaf sebagai modal inti.
Hutan Wakaf untuk Pembangunan Berkelanjutan
Dr. Khalifah Muhamad Ali, memperkenalkan konsep Hutan Wakaf sebagai salah satu solusi untuk pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Hutan Wakaf ini berperan dalam menjaga keanekaragaman hayati, mengurangi emisi karbon, serta mendukung kegiatan ekonomi seperti perikanan, peternakan, dan ekowisata. Model ini dikembangkan melalui kolaborasi antara wakif (pemberi wakaf), nazir (pengelola wakaf), dan masyarakat lokal. Dengan prinsip 3E yaitu Ekologi, Ekonomi, dan Edukasi, konsep Hutan Wakaf diharapkan menjadi model konservasi lingkungan berbasis agama yang berkelanjutan. Contohnya, Hutan Wakaf Bogor yang menjadi salah satu model ekonomi hijau di Indonesia.
Ekonomi Maritim dan Pertanian Syariah untuk Ketahanan Pangan
Dr. Sutan Emir Hidayat menekankan pentingnya pengembangan sektor maritim dan pertanian dalam mendukung ketahanan pangan dan ekonomi syariah di Indonesia. Dengan produksi perikanan mencapai 18,5 juta ton, sektor ini berkontribusi besar pada perekonomian nasional. Namun, masih ada tantangan dalam meningkatkan pendapatan nelayan dan mengurangi ketergantungan pada kondisi cuaca. Di bidang pertanian, IPB University bekerja sama dengan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) untuk mendirikan pusat riset pangan halal dan mengembangkan ekosistem yang mendukung ketahanan pangan. Pendirian fasilitas riset ini menjadi langkah penting dalam memenuhi kebutuhan pangan yang meningkat seiring pertumbuhan populasi Indonesia yang diprediksi mencapai 330,9 juta jiwa pada 2050.
Ketahanan Pakan dalam Ekonomi Syariah Berbasis Agromaritim
Prof. Dr. Luki Abdullah mengungkapkan pentingnya ketahanan pakan untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Model bisnis pakan hijauan berbasis syariah, memungkinkan para peternak untuk memesan pakan secara langsung melalui koperasi tanpa perlu repot mengolah sendiri. Model bisnis ini juga mengurangi ketergantungan pada impor pakan. Konsep forage estate yang dikembangkan di Jonggol juga turut berkontribusi, di mana area ini dirancang untuk memproduksi berbagai bahan pakan yang dapat digunakan dalam industri peternakan.
Pengautan Ekonomi Syariah untuk Masa Depan
IPB University terus berkomitmen mengembangkan ekosistem syariah terpadu yang mendukung berbagai sektor, termasuk keuangan, industri halal, dan pelestarian lingkungan. Kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat luas menciptakan dampak ekonomi syariah yang semakin luas, tidak hanya untuk kemakmuran lokal tetapi juga kontribusi global. Dengan pendekatan terpadu ini, IPB menunjukkan bahwa ekonomi syariah dapat menjadi landasan kuat bagi pembangunan berkelanjutan yang berbasis nilai-nilai Islam dan memperhatikan kesejahteraan sosial, ekonomi, dan lingkungan.