Yogyakarta, 28 Oktober 2023 - Fisika, sebagai ilmu yang memahami alam dalam makna yang terluas, seharusnya mendekati kehidupan sehari-hari peserta didik. Namun, kenyataannya, pembelajaran fisika sering kali disajikan dengan cara yang kaku, menjadikannya lebih sebagai rangkaian rumus dan perhitungan daripada pemahaman tentang dunia sekitar. Pembelajaran yang terpusat pada guru dan buku teks sering kali kurang efektif dalam meningkatkan keaktifan peserta didik.
Pada observasi di SMA Negeri 5 Yogyakarta, pembelajaran fisika masih cenderung mengikuti pendekatan guru sebagai pusat pembelajaran. Peserta didik diminta menyelesaikan permasalahan yang disajikan dalam kelompok, namun keaktifan mereka dalam proses pembelajaran terkadang kurang terlihat. Gaya belajar peserta didik yang bervariasi juga seringkali tidak diperhatikan, padahal penerapan gaya belajar yang sesuai dapat meningkatkan keterlibatan dan keaktifan peserta didik.
Masalah ini kemudian diatasi dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek (Project-based Learning atau PjBL) dalam mata pelajaran fisika, khususnya pada materi alat optik di kelas XI MIPA. Model PjBL adalah pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa untuk terlibat dalam proyek nyata, mencakup pemecahan masalah, kolaborasi, dan penerapan pengetahuan dalam konteks sehari-hari.
Langkah-langkah dalam PjBL mencakup pemilihan topik proyek yang menarik, perencanaan proyek, penelitian dan eksplorasi, kolaborasi dalam kelompok, implementasi proyek, dan evaluasi serta refleksi. Model ini tidak hanya meningkatkan keaktifan peserta didik, tetapi juga mengembangkan kreativitas, kemampuan berpikir kritis, dan keahlian presentasi.
Penelitian di SMA Negeri 5 Yogyakarta menunjukkan bahwa PjBL berhasil meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran fisika. Mereka terlibat dalam diskusi kelompok, eksperimen, presentasi hasil proyek, dan menunjukkan antusiasme dalam belajar. Hasil penelitian juga menyoroti pentingnya mengembangkan keterampilan abad 21, seperti berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, kreativitas, kewarganegaraan, dan pendidikan karakter, yang semuanya dapat dipacu dengan PjBL.
Selain itu, materi alat optik dalam fisika kelas XI MIPA juga mendapat perhatian khusus dalam penelitian ini. Peserta didik diperkenalkan dengan istilah-istilah baru dan prinsip dasar alat optik. Hal ini membantu mereka memahami cara kerja alat optik dan mengaplikasikan pengetahuan ini dalam kehidupan sehari-hari serta di bidang-bidang ilmu lain, seperti astronomi dan kedokteran.
Dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran fisika, khususnya materi alat optik, peserta didik dapat memahami konsep fisika dengan lebih baik, meningkatkan keterlibatan, dan mengembangkan keterampilan abad 21 yang diperlukan dalam dunia yang terus berubah. Pendekatan ini membuka pintu untuk pembelajaran yang lebih menarik dan relevan, menjadikan fisika tidak lagi hanya tentang rumus dan perhitungan, tetapi juga tentang pemahaman mendalam tentang dunia sekitar kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H