Lihat ke Halaman Asli

St. Fatimah

Fatimah Latif

Ma'sikola Jolo, Ma'jama Jolo, Inappa Botting

Diperbarui: 29 September 2024   06:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ma'sikola Jolo, Ma'jama Jolo, Inappa Botting

Oleh Fatimah Latif

Sebuah jargon yang sekilas sangat menggelitik, tetapi memiliki arti yang cukup dalam bila ditelaah. Jargon tersebut merupakan ajakan bagi masyarakat Bugis terkhusus masyarakat Kabupaten Wajo agar mencegah terjadinya pernikahan dini.  Pernikahan dini lebih sering terjadi. Banyak orang tua berpikir dengan menikahkan putra-putri mereka lebih awal, maka tanggungjawabnya akan lebih ringan. Namun hal tersebut  banyak menimbulkan polemik di tengah masyarakat kita. Anak usia remaja yang memiliki mimpi untuk masa depan mereka harus pupus di tengah jalan dan mengubur mimpinya itu dengan alasan takut dosa bila melawan keinginan  orang tua. Mereka yang semestinya masih butuh bimbingan dan pengetahuan akan kehidupan rumah tangga harus berjalan tanpa pernah tahu akan seperti apa kehidupan rumah tangga yang semestinya. Semua masih abu-abu dan dijalani tanpa perencanaan.

Disamping itu banyaknya masalah yang timbul akibat pernikahan dini, terutama pada kaum hawa yang harus hamil diusia muda. Pengetahuan dan informasi yang minim serta ketidaksiapan mereka membuat banyak kelahiran yang bermasalah. Selain itu banyaknya perceraian  terjadi dikarenakan ketidakcocokan pasangan muda tersebut. Namun, sebenarnya masalah itu terjadi akibat ketidaksiapan mereka. Jiwa muda dan kekalutan akan masalah yang hadir dalam rumah tangga mengakibatkan pertengkaran pada pasangan muda. Ketidakdewasaan mereka dalam berpikir menimbulkan pertengkaran tersebut. Harapan akan kehidupan rumah tangga jauh dari ekspektasi sering kali menjadi alasan ketidakcocokan itu.

Untuk itu sepatutnya orang tua memikirkan akibat-akibat yang akan timbul pada usia pernikahan dini. Pemikiran yang menjadikan acuan diri dalam berumah tangga, menjadi alasan dalam pernikahan dini pada anak-anak mereka. Padahal zaman mereka beda. Anak-anak zaman sekarang lebih banyak yang belum dewasa dari segi pengetahuan. Sebagai orang tua patut memahami hal ini untuk mencegah pernikahan dini. Olehnya itu berbagai program pemerintah telah dicanangkan guna menyikapi hal ini. Meskipun demikian masih banyak yang melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan. Sebanyak apapun usaha pemerintah, tetapi bila tidak adanya kesadaran masyarakat akan hal ini semua akan sia-sia belaka.

Untuk itu mari kita bantu pemerintah menjalankan programnya guna mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Hindari pernikahan dini. Biarkan anak-anak kita menempuh pendidikan yang semestinya untuk bekal masa depan. Bekerja sesuai minat dan kemampuan mereka, serta merencanakan kehidupan rumah tangga yang sesuai harapan dan impiannya. Berikan mereka kebebasan memilih pasangan yang membuat mereka bahagia. Masikola Jolo, ma'jama jolo, nappa botting. Sekolah dan belajar dulu, bekerja dan meraih impian, baru setelahnya menikah dan memilih pasangan hidupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline