Hayoo, siapa nih yang sedang jatuh cinta? Ngaku aja. kamu, kan? Ngomong-ngomong, gimana tuh rasanya? Nano-nano, ya? Seneng banget atau malah sedih? Miris karena ternyata cinta bertepuk sebelah tangan, kemudian patah hati, eeaakk, rasain tuh. Eh, hehe.
"Wajar", itulah satu kata yang cukup pas untuk kita labelkan pada orang yang sedang jatuh cinta.
Ya, memang benar. Jatuh cinta itu wajar, satu hal yang lumrah terjadi pada orang yang perasaan dan hatinya masih normal, masih memiliki rasa cinta terhadap lawan jenis. Kalau tidak ada, justru bisa bahaya. Betul, tak?
Setiap orang pernah merasakan jatuh cinta. Saat bunga jatuh cinta sedang mekar-mekarnya, berjuta rasa senang dan bahagia seakan terasa kekal.
Padahal, tak sedikit pula kisah jatuh cinta seseorang yang berakhir pada kasih yang tak sampai, rasa yang tertolak, cinta yang tak direstui, kasih yang terkhianati, sayang yang tak diperjuangkan, ditinggal nikah, hingga kisah-kisah pilu lainnya.
Bahkan, tak jarang pula ada kisah jatuh cinta seseorang yang berakhir tragis, memilih menenggak sabun cucian atau gantung diri karena ternyata doi tak menerima cintanya.
Niat hati ingin cepet mati karena tak kuat merasakan penolakan, eh yang ada malah nggak jadi mati justru badan tersaikiti pula. Aih, malang nian nasib dia.
Nah, karena jatuh cinta itu wajar, maka jatuh cintalah sewajarnya saja. Boleh-boleh saja kamu jatuh cinta, tapi tetaplah berpikir realistis. Hati boleh saja baper, tapi otak tetap gak boleh laper.
Baca Juga: Gaes, Kenali Karaktermu Sebelum Jatuh Cinta!
Seberusaha mungkin otak kamu harus punya tenaga untuk menetralisir hati dan perasaan kamu. Ya, karena seringnya perasaan itu terlalu manja. Menyek-menyek-- kalau orang bilang.
"Ah, tapi beneran aku jatuh cinta banget sama dia, serasa aku gak bisa jatuh cinta lagi selain sama dia,"