Lihat ke Halaman Asli

Firda Fatimah

TERVERIFIKASI

Belajar

Mengapa Menulis Masih Menjadi Hal Sulit Buat Saya?

Diperbarui: 15 Agustus 2020   04:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar dari Pixabay

Apa kata A.S Laksana dalam hal ini?

"Jika Anda ingin menulis karena mencintai dunia penciptaan, menulislah dalam suasana hati apa pun: ketika sedang jatuh cinta, ketika sedang patah hati, ketika sedang puyeng, ketika sedang bahagia, ketika sedang gelisah, atau bahkan ketika sedang tidak punya ide."

Cuplikan kata-kata tersebut saya ambil dari tulisan Kompasianer Bapak I Ketut Suweca dalam artikel inspiratif beliau yang berjudul "Ingin Tahu Rahasia Kreativitas? Dekatkanlah Tangan Anda ke Otak" yang didalamnya mengulas resensi buku Creative Writing karya A.S. Laksana. 

Senang sekali bisa menemukan dan membaca artikel tersebut. Sebelumnya saya ucapkan salam santun dan terima kasih banyak kepada Bapak Ketut, semoga sehat selalu dan terus menginspirasi dalam hal tulis-menulis.

Setelah membaca tulisan tersebut saya merasa sedikit banyak tertampar. Secara, saya memang belum bisa  menjadikan menulis menjadi hobi buat saya. Dengan dalih belum menemukan ide, akhirnya saya tidak selalu menargetkan harus menulis untuk setiap hari atau setiap minggunya. 

Alih-alih saya menjadi sering membaca buku atau sibuk mencari ide, justru saya hanya santai menunggu ide itu datang. Mungkin saja saya termasuk orang yang suka ongkang-ongkang kaki di teras rumah menunggu ide datang bertamu, bukannya ide itu datang, yang ada malah ketiduran. Hehe...

Mengapa Menulis Masih Menjadi Hal Sulit Buat Saya?

Ada beberapa hal yang sebenarnya sangat saya sadari mengapa menulis masih menjadi beban buat saya. Beban menulis itu yang membuat saya belum bisa konsisten untuk selalu menulis, padahal sudah seyogyanya saya harus mulai menyingkirkan satu persatu alasan-alasan itu. sebenarnya apa saja sih yang dijadikan alasan untuk sulit menulis itu?

1. Terlalu Banyak Mikir
Saya termasuk orang yang pemikir. Mau mengerjakan apapun selalu dipikir terlebih dahulu. Pemikir memang bagus, namun kalau terlalu lama mikir juga tidak baik. Saya sadar sekali itu. Sudah menemukan ide, namun tiba-tiba tak berlanjut hanya karena terlalu banyak mikir tentang nanti bagaimana yaa tulisannya. Lagi-lagi, saya setuju dengan kata-kata A.S Laksana, "Saya pikir, lebih baik menghasilkan draf tulisan yang buruk ketimbang hanya merenungi kertas kosong selama-berjam-jam".

2. Kurang Banyak Membaca
Orang bisa menulis dan menghasilkan tulisan yang bagus dan layak dinikmati pasti berawal dari sering membaca. Karena dengan membaca, wawasan akan lebih luas dan menemukan banyak inspirasi. Sayang sekali, banyak membaca buku masih sangat minim pada diri saya. Itulah kiranya yang menyebabkan saya masih sulit untuk menulis.

3. Merasa Tidak Percaya Diri dengan Tulisan Sendiri
Saya senang sekali membaca tulisan-tulisan para Kompasianer. Tulisan-tulisan yang dimuat selalu bagus dan inspiratif. Ketika membaca tulisan-tulisan mereka saya sangat termotivasi namun tak jarang pula saya jadi merasa minder, hehe. Saya merasa tulisan saya masih abal-abal dan jauh dari berkualitas dan berbobot. Sepertinya saya harus menghilangkan perasaan ini ya, hehe.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline