Lihat ke Halaman Asli

Fatimah Dwi Meisha

Mahasiswa Universitas Airlangga

Program Rehabilitasi Hutan dan Reklame Lahan Bekas Tambang dalam Pemindahan IKN

Diperbarui: 21 Agustus 2023   21:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Nama: Fatimah Dwi Meisha

NIM: 007231021

Garuda 24 Ksatria 13

Isu: Lingkungan

Sub isu: Program Rehabilitasi Hutan dan Reklamasi Lahan Bekas Tambang dalam Pemindahan IKN

Peran: Pro

Saat ini sedang marak akan pemindahan IKN di Indonesia. Lantas apakah program merehabilitasi hutan dan reklamasi lahan bekas tambang sangat diperlukan dan akan menjadi solusi? Sebelum itu, mari kita pahami kenapa sampai terjadi pemindahan IKN di Indonesia. 

Ada 5 alasan kenapa Indonesia hendak memindahkan ibu kota Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. 

  • Yang pertama, sudah jelas bahwa pulau Jawa adalah pulau dengan penduduk yang paling padat di Indonesia. Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) pada 2015 menyebutkan, sebesar 56,56 persen masyarakat Indonesia terkonsentrasi di pulau Jawa. Sementara di pulau lainnya, persentasenya kurang dari 10%. 
  • Yang kedua, kontribusi ekonomi pada PDB atau Badan Pusat Statistik. Pada tahun 2018 kontribusi ekonomi terhadap PDB di pulau Jawa sebesar 58,49%. 
  • Yang ketiga, adanya krisis air bersih. Berdasarkan data PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) 2016, pulau Jawa mengalami krisi air yang cukup parah. Beberapa daerah dilaporkan berindikator berwarna kuning yang artinya mengalami tekanan ketersediaan air, contohnya seperti di daerah Jawa Tengah. 
  • Yang keempat, pertumbuhan urbanisasi yang sangat tinggi. Padatnya penduduk di Jakarta memjadikan Jakarta sebagai kota terpadat di dunia ke-10 pada tahun 2013, dan peringkat ke-9 pada tahun 2017. 
  • Yang kelima, ancaman bahaya banjir, gempa bumi, dan tanah turun di Jakarta menjadi tinggi. Sekitar 50% wilayah Jakarta memiliki tingkat keamanan banjir di bawah 10 tahunan. Selain itu juga, wilayah Jakarta dan sekitarnya terancam oleh aktivitas Gunung Api Krakatau, Gunung Gede serta gempa bumi hingga tsunami. Selain itu juga, pulau Jawa telah terjadi konversi lahan terbesar diantara gugus pulau lainnya di Indonesia. Kemungkinan akan berlanjut hingga beberapa tahun ke depannya. Diprediksi, lahan terbangun di Jawa pada 2030 sebesar 42,79%.

Lalu apakah keputusan untuk melakukan program rehabilitasi hutan dan reklamasi lahan bekas tambang akan bermanfaat bagi pemindahan IKN? Tentu saja iya. Pertambangan memang menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Pertambangan akan menyebabkan perubahan bentang alam karena adanya pembukaan top soil dan pembongkaran material bumi, yang tentunya akan menimbulkan adanya lubang pada permukaan bumi. Penambangan juga menyebabkan adanya penurunan tingkat kesuburan tanah, keanekaragaman hayati akan terancam, kualitas air juga akan menurun, dan tentunya akan menimbulkan pencemaran lingkungan baik pencemaran tanah ataupun pencemaran udara. 

Dengan adanya reklamasi lahan bekas tambang dan diselingi dengan rehabilitasi hutan, tentu akan memperbaiki masalah-masalah yang sudah terjadi. Memperbaiki kualitas tanah, dengan penanaman cover crop yang akan membantu memulihkan kualitas tanah dan akan mampu mengendalikan erosi. Vegetasi penutup juga akan mengurangi kandungan logam berat. Akan mengembalikan flora dan fauna serta mengembalikan habitat aslinya.

 Menurut Singh dkk. (2002) dalam Agus dkk. (2014), penanaman vegetasi pada area bekas tambang sebagai penutup lahan dapat mempercepat perkembangan keragaman genetic dan biokimia pada lahan terdegradasi. Kegiatan reklamasi yang terjadi pada area bekas tambang dapat mengembalikan keanekaragaman flora. Riswan dkk. (2015), melaporkan bahwa semakin tinggi umur reklamasi pasca tambang maka keragaman jenis flora pada tingkat pohon dan pancang juga semakin meninggi. Terbentuknya kembali ekosistem hutan, akan membuat kehidupan flora dan fauna kembali seperti semula. dengan begitu, program pemindahan IKN akan dapat dilakukan, dan menciptakan lingkungan pemerintahan yang baru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline