Puisi
Berapa kali aku melamarmu
Hingga tiba di pematang kata
Sayang kamu taktahu untuk apa aku datang. Meski aku sudah kuliti itu menu Kerawang Bekasi,
juga tak perlu sedu sedan itu.
Puisi, aku memang bukan pahlawan tak dikenal yang dengan peluru bundar di dadanya.
Tapi puisi, aku juga tahu senyum bekumu mau berkata, " Kita sedang perang"
Puisi, kita memang sedang perang bukan?
Perangi virus-virus yang nyata atau ambigu
Perangi pejabat-pejabat yang bisa tidur mendengkur meski rakyat sama tersungkur
Perangi para pedagang yang dengan semaunya dia curangi timbangan, dia oplos yang asli dengan yang palsu, Dia paksa buah-buah yang belum waktunya dengan cairan mematikan.
Puisi, kita sedang perang bukan?
Perangi kebodohan demi kebodohan di rimba waktu. Yang anak sekolah pun takpaham untuk apa dia sekolah.