Lihat ke Halaman Asli

Benarkah Hubungan Teman Sebaya Sangat Berpengaruh bagi Perkembangan Anak?

Diperbarui: 28 November 2022   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Banyak penelitian telah menunjukkan dampak persahabatan teman sebaya pada kehidupan anak-anak di kemudian hari. Pendidikan anak usia dini merupakan lembaga yang sangat berperan penting dalam pengembangan potensi anak secara utuh. Salah satu aspek perkembangan anak usia dini adalah sosial. Perkembangan sosial pada anak usia dini bertanggung jawab atas ciri-ciri tertentu bagaimana anak dapat bersosialisasi dengan lingkungannya, terutama dengan teman sebayanya.

Namun, saat ini banyak permasalahan anak yang kurang mampu bersosialisasi dengan teman sebayanya. Dengan begitu di perlukannya peran pendidik dalam rangka membantu anak-anak yang sulit dalam bersosialisasi. Pendidik dapat mengetahui apa penyebab kesulitan sosial anak dan mencari solusi yang tepat. Biasanya, anak-anak yang kesulitan dalam berhubungan atau bersosialisasi dengan teman sebayanya, lebih banyak menghabiskan waktu dengan orang tuanya dibandingkan dengan dengan teman sebayanya.

Persahabatan terbentuk pada anak usia dini sejak usia dua tahun. Namun, Sullivan tidak setuju, dengan mengatakan bahwa hubungan dengan teman sebaya berdampak lebih besar pada harga diri seseorang, terutama pada masa kanak-kanakkanak-kanak, mulai dari anak-anak yang berusia 7 sampai dengan 9 tahun. Teman sebaya sebagai kelompok sosial didefinisikan sebagai semua orang yang memiliki kesamaan ditingkat usia. Dengan bermain dengan teman, anak mulai belajar aturan yang tidak biasa mereka lakukan di rumah. Anak harus toleran, menghormati orang lain, dll.

Kesulitan membangun hubungan merupakan salah satu jenis masalah penyesuaian sosial yang mempengaruhi kemajuan akademik anak. Sebuah studi oleh Gronlund, Hymel dan Asher (Ladd & Asher, 1985) menemukan bahwa 6-11% anak kelas 3-6 tidak memiliki teman di kelas, mereka merasa kesepian. Ladd & Asher menunjukkan bahwa perasaan kesepian berdampak negatif pada anak baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang

Sebuah studi oleh Rubenstein dan Howes (1979) menemukan bahwa anak berusia 18 bulan dengan pendamping pengasuhan anak mentolerir kepergian orang tua mereka. Ini menunjukkan bahwa hubungan dengan teman sebaya bertindak sebagai keamanan dan memiliki efek positif. Ketika anak-anak berinteraksi dengan lingkungannya, mereka menghabiskan waktu dengan teman sebayanya. Anak-anak dapat bermain bersama, saling membantu atau berdiskusi. Bentuk interaksi teman sebaya dapat berupa:

Kerjasama, yaitu melakukan usaha bersamabersama. Akomodasi adalah cara untuk menyelesaikan konflik

Persaingan, proses individu bersaing.

Oposisi, proses sosial yang digunakan untuk mencapai tujuan melalui paksaan.

Pertikaian, perselisihan karena kesalahpahaman

Terkadang mereka terlalu asyik bermain hingga lupa makan dan istirahat. Keberhasilan dalam hubungan teman sebaya ditunjukkan ketika anak-anak tahu bagaimana bekerja sama, berempati, dan berkomunikasi dengan baik satu sama lain.

Tetapi anak-anak juga dapat berperilaku sosial yang tidak baik. Misalnya anak sangat pendiam dan kurang aktif saat bermain, anak hanya mau berinteraksi dengan temannya yang dianggapnya hanya dekat, anak tidak mau berbagi mainan, dll.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline