Literasi dasar yang terdiri dari baca, tulis, sains, digital, serta kewargaan ialah bagian dari kecakapan pendidikan abad 21.Bersamaan dengan kompetensi dan kepribadian, ketiga perihal tersebut akan bermuara pada pembelajaran sepanjang hayat.Data dari Word's Most Literateyang, Indonesia menempati urutan ke-60 dari 61 negara partisipan survai dalam hal kemampuan literasi, pula riset yang dilakukan oleh PISA pada tahun 2015 membuktikan bahwa indonesia menempati urutan ke-61 dari 72 negera partisipan survei.Bersumber pada hal tersebut, hal ini menunjukkan bahwa literasi ialah permasalahan serius dalam dunia pembelaran Indonesia.
Gerakan Literasi Sekolah digunakan untuk memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti. Gerakan Literasi Sekolah ini memiliki tujuan supaya meningkatkan budi pekerti peserta didik agar peserta didik menjadi pembelajar sepanjang hayat. Dalam pendidikan resmi, peran kepala sekolah dan guru sangat mempengaruhi buat memfasilitasi pembangunan komponen literasi peserta didik, sebagai langkah dini, maka diperlukanya perubahan paradigma dari semua pemangku kepentingan buat terciptanya area literasi ini.
Gerakan Literasi Sekolah bukan hanya sekedar membaca buku, pada pembelajaran formal khususnya pada kurikulum 2013, gerakan ini dilakukan dengan pendekatan saintifik (5M) yaitu mengamati, menanya, menalar, berupaya, dan gerakan Literasi Sekolah ini tidak cuma identik dengan aktivitas membaca, akan tetapi juga akan berpengaruh pada keahlian memproduksi arus sisem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan kegiatan kepada orang lain atau keahlian.
Kegiatan berbicara juga meliputi beberapa jenis ialah berdialog, menyampaikan pengumuman, argumentasi,menceritakan, dialog, serta berpiato, dan dalam hal ini tentunya akan berpengaruh pada pelaksanaan pembelajaran siswa khususnya pada pembelajaran sekolah dasar.Salah muatan pembelajaran yang membahas mengenai keahlian berbicara yaitu muatan pembelajaran bahasa Indonesia.Keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia yaitu suatu keterampilan yang perlu dikuasai dengan baik keterampilan ini ialah suatu indikator penting untuk keberhasilan seorang dalam belajar bahasa.
Keterampilan berbicara salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu dengan tidak mengabadikan kemampuan-kemampuan yang lain seperti kemampuan menyimak, membaca, menulis, kebahasaaan dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara lisan dengan baik dan benar di hadapan publik jadi keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang yang nantinya mempengaruhi kemampuan berbicara.
Namun, berdasarkan kenyataan ketika dilakukan wawancara dengan guru serta pengamatan yang dilakukan di sekolah dasar negeri diperoleh hasil yaitu,
(1) Pembelajaran di dominasi oleh siswa yang pintar dikelas, (2) Keterampilan berbicara harus dimiliki setiap siswa mulai dari yang baik, sedang, gagap, atau kurang, (3) Siswa tidak mau mengkomunikasikan hasil diskusinya secara lisan, (4) siswa kurang aktif dalam mengemukakan pendapatnya secara lisan. Dari hasil wawancara dan pengamatan pula diperoleh bahwa, hal tersebut terjadi karena minimnya keterlibatan siswa secara aktif dalam melaksanakan proses pembelajaran yang berimplikasi pada kemampuan berbicara siswa meggunakan bahasa Indonesia yang baik serta benar.Berdasarkan permasalahan yang ditemukan dari hasil penelitian yang telah dilakukan serta wawancara serta pengamatan yang telah dilakukan, membuktikan bahwa keterampilan berbicara siswa butuh diberikan penindakan spesial, hingga dibutuhkan sesuatu pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk belajar dan tingkatkan keterampilan berbicara menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Salah satu alternatif model pendidikan dengan mengenakan media audiovisual. Alasan pemilihan model media audiovisual memiliki beberapa kelebihan model pembelajaran role playing. Pemilihan model role playing memiliki kelebihan menurut (T. A. Dewi, 2017; Fatimah, 2015) antara lain:
(1) membagikan kebebasan kepada siswa dalam mengambil keputusan dan ekspresi secara utuh, (2) menggunakan model role playingakan memberikan kesan yang bermakna kepada siswa sehingga tahan lama dalam ingatan siswa, (3) dapat membangkitkan gairah dan semangat diri siswa untuk mengikuti proses pendidikan. dengan siterapkan model ini, hingga hendak membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran yang nantinya akan berpengaruh pada keahlian berbicaranya.
Model pembelajaran role playingtidak hanya mengaktifkan pikiran atau intelektual siswa saja, tetapi juga terdapat aktivitas tubuh secara totalitas. Model pembelajaran role playingini bisa menumbuhkan keaktifan dan memberikan kesempatan belajar dalam memperoleh informasi sesuai dengan gaya belajar masing-masing siswa. Role playing secara dimaksud sebagai berpura-pura menjadi orang lain, permainan ini mensyaratkan para pemainnya memainkan peran khayalan, bekerjasama menyusun cerita dan memainkan cerita tersebut. Ada pula langkah-langkah pokok model pembelajaran role playing menurut (Fitry et al., 2019; Yulianto et al., 2020) yaitu