13 Mahasiswa dari Universitas Negeri Malang membantu Pemerintah Desa Sukorejo, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang dalam pembuatan peta desa dan nomor rumah. Hal ini dilakukan sebagai wujud pengabdian yang dilaksanakan melalui kegiatan Kampus Merdeka yaitu MBKM Membangun Desa. Ide ini datang untuk memudahkan perangkat desa dan masyarakat desa dan pendatang yang akan datang ke Desa Sukorejo mengetahui denah desa.
Menurut Kepala Desa Sukorejo, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Ibu Lily Alfiyatul Jannah, desa sedang membutuhkan program ini untuk memudahkan administrasi desa terkait pendataan rumah. Terdapat 3 penanggung jawab dari program ini, salah satunya yaitu Olivia Regantri yang mengatakan bahwa desa membutuhkan data untuk Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan nomor rumah, mahasiswa dari Universitas Negeri Malang membantu membuat peta desa serta nomor rumah dengan waktu yang dibutuhkan kurang lebih 3 bulan.
Kegiatan ini dimulai pada tanggal 5 Oktober 2021 sampai 17 Januari 2022. Program ini disasarkan pada warga desa, perangkat desa dan pengunjung desa dengan tujuan agar perangkat desa dan masyarakat akan menjadi lebih mudah dalam mengetahui tata letak bangunan khususnya rumah warga yang ada di desa. Syafira Hasan yang juga menjadi penanggung jawab program ini menjelaskan kegiatan yang dilakukan yaitu berupa pendataan rumah dengan melakukan survei lokasi di desa, pembuatan nomor rumah, dan peta digital.
Desa Sukorejo Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang saat ini belum memiliki nomor pada setiap rumah yang ada, sehingga masyarakat ataupun aparat desa yang melakukan pengambilan data atau mencari rumah yang ada di desa tersebut mengalami kesulitan. Desa Sukorejo sendiri memiliki 3 dusun yang masih belum memiliki nomor rumah dimana desa memiliki sejumlah 33 rt. Luas dari desa sendiri sekitar 222 hektar. Penomoran rumah ini dilakukan di dusun Dieng, Medali dan Djenglong dengan bantuan dari para mahasiswa Universitas Negeri Malang.
Pembuatan nomor rumah dilakukan menggunakan bahan akrilik dan kertas stiker. Hal ini dikarenakan menurut Sondang Olivia bahan ini cukup awet dijadikan nomor rumah dan tahan dari berbagai cuaca. Nomor rumah ini sendiri masih dibagikan kepada sejumlah rumah dan akan berlanjut hingga satu wilayah desa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H