Lihat ke Halaman Asli

Haruskah Seorang Leader Menggunakan Emotional Intelligence Test?

Diperbarui: 19 Juli 2021   11:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://www.honestdocs.id/

Emotional intelligence mendatangkan beberapa konflik, salah satunya ialah keputusan seorang manager apakah menggunakan emotional intelligence test dalam proses seleksi tenaga kerja. Sebagian pertimbanganya yaitu individu bisa beraksi negatif terhadap hasil uji tersebut, masih menjadi pertimbangan apa yang tes emotional intelligence ini ukur.

Dalam buku yang dikemukakan Richard L. Daft yang berjudul The Leadership Experience (2018, 146), emotional intelligence merupakan kemampuan seorang individu untuk melihat, mengidentifikasi, memahami, dan berhasil mengelola emosi dalam diri sendiri dan orang lain. Dan dalam buku yang dikemukakan Robbins dan Judge yang berjudul Organizational Behavior (2019, 119) emotional intelligence adalah kemampuan seseorang untuk: (1) memahami emosi dalam diri sendiri dan orang lain, (2) memahami arti emosi tersebut, (3) mengatur emosinya sendiri sesuai dengan itu. Dimana dengan menjadi individu yang cerdas secara emosional bearti kita mampu untuk mengatur diri kita saat sedang merasa marah atau sedih. Sebagian orang berpendapat bahwa emosi itu lebih dari kemampuan kognitif, dimana dia mendorong pemikiran serta bagaimana cara kita mengambil keputusan.

Prestasi seorang pemimpin tidak hanya dilihat dari kemampuan dan keahlian bekerjanya saja atau cara dia bertanggung jawab, namun dilihat dari segi emosi bagaimana ia menguasai dan mengelola diri sendiri serta membangun hubungan dengan orang lain, dimana melalui penelitian bahwa kecerdasan emosi 80% dari faktor penentu kesuksesan atau keberhasilan seseorang dan sisanya 20% ditentukan oleh intelligence quotient.

Pemimpin juga harus mengetahui pentingnya emosi dan emotional intelligence, karena dengan kita mengetahui dan memahami emosi dapat mempengaruhi kinerja seorang individu. Menurut Daft (2018, 150) ada empat komponen dasar dari kecerdasan emosional yaitu kesadaran diri sendiri, manajemen diri, kesadaran akan sosial, dan manjemen hubungan. Dimana pemimpin yang genius secara emosional bisa memberikan dampak yang positif pada para pengikutnya dengan membantu orang lain belajar serta berkembang menciptakan tujuan yang jelas.

Sumber: Adapted from Richard E. Boyatzis and Daniel Goleman, The Emotional Competence Inventory University Edition (Boston, MA: The Hay Group, 2001).

Emotional intelligence test dapat dilakukan bagi individu yang membutuhkanya, karena emotional intelligence merupakan kemapuan seseorang dalam memahami emosi seseorang baik emosi orang lain maupun emosi diri sendiri, dengan tujuan untuk dapat meningkatkan baik secara kesehatan fisik dan mental, seseorang yang memiliki emotional intelligence yang baik mampu mengendalikan dan mengatur emosi baik saat sedang marah, takut, sedih, dan paham terhadap perasaan orang lain disekitarnya.

Dilakukan emotional intelligence test itu untuk mengetahui seberapa kuat seorang pemimpin dalam menghadapi tekanan-tekanan dan stress dalam pekerjaanya, dan emotional intelligence test dapat mengukur apakah si pemimpin itu dapat mengelola atau mengendalikan emosinya ketika ia sedang dibawah tekanan maka boleh saja dilakukan tes tersebut, tetapi harus dilihat dan dipehatikan lagi keadaan yang mendesak atau darurat dari pelaksanaan test tersebut, dan apakah efektif dan efisien jika dilakukan. Dengan adanya kemampuan emotional intelligence sangat dibutuhkan, sebab dengan adanya kecerdasan emosional akan memiliki produktivitas kerja individu yang tinggi. Karena memiliki kesadaran diri untuk bekerja keras, rajin, displin, serta terbuka, kecerdasan emosional dapat membantu pemimpin dalam meningkatkan komunikasi, kemampuan dalam menyelesaikan masalah, manajemen dan hubungan dengan para pengikutnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline