Assalamualaikum, ketemu lagi nih di hari ke-7 Ramadhan. Masih sanggup puasanya? Masih semangat bangun sahurnya? Meskipun semuanya serba sendirian. Itulah derita anak rantauan seperti aku ini. Sudah lima kali ramadhan kulewati menjadi anak perantauan. Jauh dari orang tua, jauh dari keluarga mau tidak mau harus mandiri.
Terlebih ketika menjelang Ramadhan, rasanya atmosfir menjadi anak perantauan itu sangat berasa. Rasanya ingin sekali pulang dan melalui bulan Ramadhan dengan keluarga. Tetapi, kata Raisa mah "Mau dikatakan apalagi...." itu hal yang tidak mungkin. Karena, aku punya kewajiban disini (kuliah) yang bahkan meski aku sekarang mahasiswa semester akhir tetapi untuk pulang kampung saja masih takut "jika seketika dosen memanggil untuk konsultasi ke kampus. Yep,konsul skripsi".
Cielah, malah curhat. Nah, karena itulah aku jadi jarang sekali pulang kampung untuk bersama keluarga melewati bulan Ramadhan. Inilah beberapa hal yang serng aku rindukan jika Ramadhan bersama keluarga.
1. Masakan Ibu
Menurutku memakan masakan Ibu itu adalah hal yang sangat ku rindukan, karena apa? Saat di perantauan aku harus menyiapkan menu buka puasa sendiri, sahur juga menyiapkan sendiri. Coba bandingkan ketika di rumah bersama keluarga pasti masakan Ibu akan menjadi makanan favoritku. Dan tentunya Ibu akan selalu menyiapkan hidangan untuk buka puasa ataupun sahur.
2. Ngabuburit Bareng
Aku paling suka momen ngabuburit bareng ini, karena biasanya aku jalan-jalan mencari tak'jil dengan Bapak atau Ibu. Dari yang dekat rumah ataupun yang agak jauh dari rumah. Bukan cuma itu, biasanya kami menghabiskan waktu ngabuburit sambil bercerita apa saja. Pokoknya apa saja diceritain.
3. Buka Bersama Keluarga
Buka bersama keluarga adalah saah satu romantisme yang sangat aku rindukan ketika bulan Ramadhan. Duduk bersama, menunggu bedug, dan akhirnya buka puasa bersama. Tidak seperti halnya saat di perantauan, buka puasa sendirian tidak ada cengkrama keluarga. Paling sering ya buka bersama bareng teman. Itupun menurutku tidak akan menggantikan romantisnya buka bersama keluarga.
4. Sahur Bersama
Selain buka bersama, menurutku sahur bersama dengan keluarga meupakan salah satu hal yang tak bisa dilewatkan. Bahkan, saat aku sudah menjadi anak perantauan merasakan gimana sedihmya kalau sahur sendiri. Biasanya yang selalu disiapkan oleh Ibu, sekarang harus kusiapkan sendiri. Dan makan sahur pun sendiri, sedih banget rasanya.