Lihat ke Halaman Asli

Fatimah NurulAzizah

Mahasiswa S1 Pariwisata

Pesona Keindahan Bromo: Perjalanan Menyaksikan Keajaiban Sunrise di Puncak

Diperbarui: 17 Desember 2023   09:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Pagi itu, udara di Bromo masih sangat dingin. Kabut tipis masih menyelimuti puncak Bromo. Aku dan teman-temanku sudah siap untuk menyaksikan matahari terbit. Kami berangkat dari penginapan pukul 03.00 WIB. Perjalanan menuju puncak Bromo cukup menantang. Kami harus berjalan kaki menyusuri lautan pasir, beriringan dengan beberapa rombongan lain.

Perjalanan yang mulanya datar, berangsur-angsur menanjak. Sepertinya kami berjalan di atas sulur-sulur bekas lava. Keindahan alam sekitar mulai memikat hati. Saat mencapai dataran tinggi, aku berbalik untuk menyaksikan panorama dari ketinggian. Lanskap taman nasional Bromo Tengger Semeru benar-benar memanjakan mata: langit biru sempurna, pasir hitam Bromo yang kontras, pepohonan hijau di atas tebing, dan Pura Luhur Poten.

Sampai di kaki Bromo, kami memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan pendakian. Hanya sekitar sepuluh menit saja kami beristirahat, lantas kami langsung mendaki tangga menuju puncak. Saat tiba di puncak, mataku menangkap beberapa penjual yang menjajakan dagangannya. Sembari menunggu matahari terbit, kami menyantap PopMie serta menyeruput teh hangat untuk memulihkan tenaga.

Setelah tenaga kami kembali terisi, perhatian kami akhirnya sepenuhnya tertuju pada sekeliling. Selain kawah Bromo yang menakjubkan, di hadapan kami terbentang lautan pasir yang memukau. Di kejauhan, Gunung Semeru kokoh berdiri. Warna langit mulai berubah, merayap dari keemasan menjadi jingga kemerahan. Saat subuh mulai menyingsing, Bromo membuka tirai ajaibnya, menyuguhkan pemandangan pesona matahari terbit yang memikat.

Matahari pun muncul, memancarkan sinar hangatnya dari balik Gunung Semeru. Sinar itu menyinari lembah pasir dan pepohonan dengan keanggunan alami. Aku takjub, meresapi keindahan matahari terbit di Bromo. Kulitku merasakan kehangatan sinar matahari, sementara telingaku disuguhkan oleh desiran angin pagi yang sejuk.

Lama kelamaan, langit berubah dari keemasan menjadi biru langit yang menyapu seantero horizon. Aku dapat melihat konstelasi langit yang perlahan memudar. Bintang-bintang malam perlahan pergi, memberi ruang bagi matahari untuk bersinar.

Kami bertahan di puncak hingga pukul enam pagi, menikmati setiap momen dan pemandangan. Menyaksikan matahari terbit di Bromo tidak hanya sekadar melihat, tetapi juga merasakan keindahannya dengan sepenuh hati. Menyaksikan matahari terbit di Bromo tidak hanya sekadar melihat, tetapi juga merasakan keindahannya dengan segenap hati.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline