Mana ada orang yang bercita-cita menjadi pembunuh. Mana ada orang yang ingin jadi pembunuh. Mana ada orangtua yang ingin anaknya jadi pembunuh. Tidak ada satupun orang. Sayangnya, kasus pembunuhan masih terjadi khususnya di negeri ini. Sedihnya pelaku pembunuhan masih berusia remaja.
Kronologi Remaja Jadi Pembunuh
Seorang remaja berinisial J (16 tahun) melakukan pembunuhan terhadap satu keluarga berjumlah lima orang di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Kalimantan Timur pada Selasa (6/2/2024) dini hari . Disampaikan oleh Kapolres Penajam Paser Utara Kalimantan Timur, AKB Supriyanto, bahwa pelaku berusia 16 tahun berinisial J, masih di bawah umur kelas 3 SMK, 20 hari lagi baru usianya 17 tahun. (republika.co.id, 8/2/2024)
Dilansir dari laman Kompas (7/2/2024), sebelumnya tersangka dan keluarga korban sempat ada konflik yakni masalah ayam dan helm yang belum dikembalikan selama tiga hari. Pihak keluarga menambahkan bahwa tersangka sempat menjalin hubungan asmara.
Senin malam, tersangka menegak minuman keras bersama teman-temannya. Setelah pulang, ia mengambil parang panjang tanpa gagang berukuran 60 centimeter. Ia pergi ke rumah korban dan mematikan lampu rumah korban. Ketika sang kepala keluarga, Waluyo, baru pulang dari rumah orangtuanya, ia langsung ditebas oleh pelaku. Istrinya (SW) yang terbangun ikut dibunuh. Tiga anak lainnya pun ikut dibunuh ZAA (3 tahun), VDS (11 tahun), dan RJS (15 tahun).
Tidak cukup dengan membunuh, pelaku yang masih remaja itu tega memperkosa mayat RJS (15 tahun) dan ibunya SW (34 tahun). Kedua korban ditemukan dalam keadaan mengenaskan. Pelaku pun masih sempat mengambil tiga ponsel milik korban dan uang sebesar 300 ribuan.
Setelah melakukan tindakan kejinya, ia pulang ke rumah untuk mencuci parang, berganti baju dan mengajak kakaknya melapor ke pihak RT bahwa terjadi pembunuhan oleh sepuluhan orang. Pelaku tadinya berstatus saksi, tapi karena keterangannya tak masuk akal, pihak kepolisian menetapkannya menjadi tersangka. Sungguh miris.
Pelajar Korban Sistem
Apalagi mau dikata, bagaimana bisa seorang pelajar begitu tega dan sadis seperti ini? Hanya karena masalah sepele nyawa 5 orang manusia melayang. Sungguh pukulan keras bagi sistem pendidikan saat ini. Bertahun-tahun duduk di bangku sekolah, bertahun-tahun belajar dengan kurikulum yang dibongkar pasang pemerintah, nyatanya tak bisa menghasilkan manusia yang berakhlak mulia, berkepribadian terpuji.
Menurut data dari Dirjen Pemasyarakatan Kemenkumham, Per 26 Agustus 2023, tercatat hampir 2.000 anak berkonflik dengan hukum. Sebanyak 1.467 anak di antaranya berstatus tahanan dan masih menjalani proses peradilan, sedangkan 526 anak sedang menjalani hukuman sebagai narapidana. Jika pelaku kejahatan remaja hanya satu atau dua orang mungkin bisa dikatakan kasuistik yang perlu evaluasi pola asuh keluarga saja. Tapi jika sudah ratusan bahkan ribuan remaja yang terjerat kejahatan, apalagi jika bukan karena sistemik yang rusak dan butuh perubahan.