Jangan terlalu cinta sama pasangan. Pernah dengar kalimat itu? Saya pernah dan saya sepakat dengan pernyataan itu. Tapi, yang bikin saya kurang sreg ketika pernyataannya ditambah kalimat, "Rugi kalau kita lebih cinta dia."
Rugi Kalau Lebih Cinta
Jika cinta bisa dihitung kadar persen, ibaratnya kita cinta pasangan 100%, sementara dia hanya cinta kita 70-80%. Rugilah pasangan yang lebih mencinta. Karena cinta yang dikeluarkan tak sama dengan cinta yang diterima. Tidak balik modal jika dipandang dengan kacamata ekonomi. Rugilah dia yang lebih mencinta karena cintanya tak setara.
Rugi apa ya kira-kira? Bisa jadi 'rugi' pikiran, tenaga, waktu, juga materi. Tapi, benarkah kita harus pakai kacamata untung rugi dalam mengasihi dan mencintai? Benarkah kita berhitung untung rugi untuk menilai cinta yang setara?
Awalnya saya setuju dengan pernyataan rugi jika kita lebih mencintai daripada pasangan kita pada kita. Hasilnya, saya merasa sedih, kecewa, dan berasumsi bahwa pasangan saya tak begitu menyayangi saya, tak begitu mencintai saya. Bahkan, sampai berpikiran mungkin saya tak begitu berharga dalam hidupnya. Pikiran wanita.
Padahal, saya tak punya indikator dan alat ukur jelas seberapa besar saya mencintainya, dan seberapa besar pasangan saya mencintai saya. Saya hanya berasumsi dengan beberapa fenomena yang terjadi, bahwa saya lebih mencintai pasangan saya. Siapa yang bisa menjamin kalau saya betul-betul lebih mencintai pasangan saya dibanding dia?
Tentang Bahasa Cinta
Boleh jadi ada pengorbanan kita yang tak diketahui pasangan halal alias suami. Boleh jadi juga ada pengorbanan suami yang tak diketahui istri. Mungkin kita merasa kurang dicintai bukan karena pasangan kita betul-betul kurang mencintai kita, tapi bisa jadi karena bahasa kasih sayang, bahasa cinta yang digunakan berbeda.
Bagi kebanyakan laki-laki, bahasa kasih sayangnya adalah pelayanan, act of service. Sementara kebanyakan perempuan, bahasa kasih sayangnya adalah sentuhan fisik, bisa dengan pelukan, kecupan di kening, physical touch. Laki-laki menganggap dirinya sedang mengekspresikan rasa cintanya pada pasangannya dengan mengantar dan menjemputnya, membantu memperbaiki handphone, dan semisalnya. Sementara pasangannya merasa dicintai ketika ia dipeluk.
Jadilah seperti bertepuk sebelah tangan. Laki-laki merasa sudah mengekspresikan cintanya, sementara perempuan merasa pasangannya kurang mengekspresikan cinta padanya.