Sejalan dengan perkembangan perekonomian yang semakin maju di Indonesia, pemerintah terus berupaya untuk memajukan perekonomian negara, di antaranya melalui program UMKM. UMKM memegang peran penting dalam mengembangkan perekonomian masyarakat Indonesia karena langsung berdampak pada kehidupan para warga di lapisan bawah.
Banyak wirausaha yang terlibat dalam bidang tersebut, sehingga timbul persaingan usaha antara mereka. Melalui persaingan tersebut, para pelaku usaha terdorong untuk mempertimbangkan secara mendalam strategi pengelolaan, perencanaan, dan pengambilan keputusan yang baik.
Secara keseluruhan, akuntansi manajemen memiliki peran dalam mendukung pengambilan keputusan pada UMKM. Dengan menyediakan informasi yang relevan untuk perencanaan, pengendalian, dan evaluasi kinerja, akuntansi manajemen membantu UMKM dalam mencapai tujuan bisnis mereka secara efisien dan efektif.
Akuntansi manajemen berfungsi sebagai alat untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi keuangan dan non-keuangan. Informasi ini sangat penting dalam membantu pelaku usaha membuat keputusan yang tepat terkait strategi bisnis, pengelolaan sumber daya, dan perencanaan keuangan sehingga pelaku UMKM dapat memahami kinerja bisnis mereka dan mengidentifikasi hal yang perlu diperbaiki.
Dengan menerapkan praktik akuntansi manajemen yang baik, para pelaku UMKM dapat meningkatkan profitabilitas mereka. Informasi tentang biaya tetap dan variabel memungkinkan pemilik usaha untuk mengidentifikasi pengeluaran yang tidak perlu dan mengoptimalkan biaya operasional. Hal ini berkontribusi pada peningkatan margin laba.
Salah satu UMKM dalam bidang makanan yaitu Omahkue Teh Chici yang berada di Kabupaten Boyolali, mengaku memiliki tantangan usaha dalam meningkatkan kinerja, profitabilitas dan pengelolaan penggunaan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksinya.
Dengan menerapkan salah satu akuntansi manajemen yaitu metode biaya-volume-laba (BVL), pemilik usaha dapat dibantu dalam proses pengendalian biaya, penentuan harga jual, bahkan dapat mengetahui jumlah produksi minimum yang diperlukan untuk mencapai titik impas (BEP) ataupun laba yang diharapkan.
Namun, beberapa kendala strategis masih menjadi penghambat optimalisasi kinerja, khususnya dalam pengelolaan biaya dan pengambilan keputusan berbasis data. Dalam hal pengelolaan biaya, pelaku UMKM memiliki beberapa komponen biaya seperti bahan baku, tenaga kerja, biaya overhead, bahkan biaya listrik dan air. Dengan beberapa komponen biaya tersebut dapat dikelompokkan dalam biaya tetap dan variabel.
Selain itu, penentuan harga jual produk belum menggunakan analisis berbasis data. Harga jual produk Donat, salah satu hasil produksi di Omahkue Teh Chici juga hanya menggunakan analisis pribadi yang mungkin dapat beresiko menurunkan margin keuntungan dan membuat produk kompetitif di pasaran.
Melalui negosiasi harga dengan pemasok atau peningkatan efisiensi kerja, UMKM ini memiliki peluang besar untuk meningkatkan efisiensi operasional tanpa mengurangi kualitas produk.
Dalam hal lain, pemanfaatan data keuangan untuk pengambilan keputusan strategis masih terbatas. Analisis akuntansi manajemen, seperti perhitungan BEP dan margin kontribusi, belum sepenuhnya digunakan untuk merancang strategi yang lebih efektif, baik dalam pengelolaan biaya maupun dalam perencanaan penjualan.