Lihat ke Halaman Asli

fatil Fusillah

23107030026 UIN sunan Kalijaga

Mengapa Baju Adat Suku Bugis dan Suku Bima Sangat Mirip? Mari Kita Ulas Bersama Apa Alasannya

Diperbarui: 25 Februari 2024   01:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baju adat Bima (Dokumen Pribadi)

Indonesia adalah negara yang sangat kental dengan adat dan istiadatnya, setiap daerah di Nusantara memiliki adat istiadatnya masing-masing. namun, di negara yang di kenal akan keragaamnya ini ada juga daerah yang memiliki kemiripan dalam budaya dan adatistiadat, salah satunya kemiripan antara suku Bima dan suku Bugis Makassar, kemiripan yang sangat hangat di perbincangkan dari kedua suku ini adalah kemiripan Baju Adatnya.

Suku Bugis merupakan suku yang mayoritasnya tinggal di Sulawesi Selatan, tepatnya di makasar. Sedangkan Suku Bima merupakan suku yang mayoritasnya tinggal di pulau Sumbawa , Bima, Nusa Tenggara barat. Masih sangat sering menjadi perdebatan hingga saat ini karna kemiripan baju adat dua suku ini sangatlah signifikan.

Sulawesi Selatan terutama suku Bugis sangat terkenal dengan kekentalan adat dalam acara pernikahanya, namun di Bima juga seperti demikian, kekentalan budaya dalam pernikahanya masih sangat kuat karna mayoritas Masyarakat di Bima masih hidup dengan cara yang masih tradisional.

Baju adat Bugis (Google/MataMata.com)

Baju adat Bugis memiliki nama Baju bodo, baju bodo merupakan penamaan Makassar sedangkan dalam bahasa Bugis di sebut waju ponco. memiliki ciri khas berbentuk persegi yang Nampak seperti balon berlengan pendek, hanya setengah siku. Sesuai dengan Namanya baju bodo, yang dalam bahasa makassar berarti baju pendek.

Bima juga memiliki baju adat yang Bernama baju poro dan pasangi, baju ini memiliki ciri khas yang sama dengan baju adat bugis, baju adat Bima ini memiliki ciri khas warna yang terang seperti merah dan kuning. Dengan hiasan cepa atau bunga emas pada permukaan baju, bawahanya sama juga, yaitu rok dari sarung songket, dengan hiasan kepala yang di sebut jungge dan Wanita memegang pasapu monca yang berarti sapu tangan, serta aksesorinya anting-anting, gelang dan kalung.

Ternyata bukan hanya kemiripan yang ada pada baju adat saja antara kedua daerah ini, kemiripannya juga ada pada salah satu rangkaian upacara adat dalam acara pernikahan. Pada suku bugis terdapat upacara Malam Mappaccing atau Malam pacar, yang mana calon pengantin akan di berikan daun pacar yang telah di tumbuk pada kedua telapak tanganya.

Malam Mappaccing Bugis (Google/Pinisi.co.id)

Namun siapa sangka, di bima juga memiliki tradisi yang angat mirip dengan tradisi yang ada di makassar suku bugis ini.

Suku bima juga memiliki tradisi yang sama dengan suku bugis makassar, yaitu peta kapanca. Yang di mana acara tersebut di lakukan di malam hari sebelum hari pesta pernikahan, di mana mempelai Wanita akan di berikan daun pacar (kapanca) pada kedua telapak tangan mempelai Wanita secara bergiliran oleh ibu-ibu pemuka adat, tokoh Masyarakat dan tokoh adat  serta perwakilan dari kedua pihak keluarga mempelai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline