Lihat ke Halaman Asli

Kesesuaian Islam dan Pancasila dalam Membangun Bangsa

Diperbarui: 2 Desember 2024   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia, negeri khatulistiwa yang kaya akan budaya dan agama, berdiri kokoh di atas pondasi Pancasila. Lima sila yang terkandung di dalamnya menjadi pedoman moral dan etika bagi seluruh warga negara, termasuk umat Islam yang mayoritas mendiami tanah air ini. Pertanyaan mengenai kesesuaian Islam dengan Pancasila seringkali muncul, terutama dalam konteks membangun bangsa yang adil, makmur, dan sejahtera. 

Islam, sebagai agama yang universal, mengajarkan nilai-nilai luhur seperti tauhid, keadilan, kasih sayang, dan persaudaraan. Nilai-nilai ini sejalan dengan Pancasila yang menjunjung tinggi Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. 

Sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, selaras dengan ajaran Islam tentang tauhid, yaitu keyakinan akan keesaan Allah SWT. Hal ini menjadi dasar bagi bangsa Indonesia untuk menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dan toleransi antar umat beragama. 

Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya keadilan, kasih sayang, dan persaudaraan antar manusia. Islam mengajarkan bahwa setiap manusia memiliki hak dan martabat yang sama di hadapan Allah SWT. 

Sila ketiga, Persatuan Indonesia, sejalan dengan konsep ummah dalam Islam yang menekankan persatuan dan kesatuan umat. Islam mengajarkan bahwa seluruh umat manusia adalah saudara, terlepas dari suku, ras, dan agamanya. 

Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, sejalan dengan ajaran Islam yang mendorong musyawarah untuk mufakat dalam pengambilan keputusan. Islam mengajarkan bahwa setiap individu memiliki hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan bersama. 

Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, sejalan dengan ajaran Islam tentang keadilan sosial, seperti zakat dan sedekah, yang bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat. Islam mengajarkan bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab untuk membantu orang lain yang membutuhkan dan menciptakan keadilan sosial dalam masyarakat.

Kesesuaian Islam dengan Pancasila bukan hanya sebatas teori, tetapi juga terwujud dalam kehidupan sehari-hari. Toleransi antar umat beragama, semangat gotong royong, dan pembangunan ekonomi yang adil merupakan contoh nyata bagaimana nilai-nilai Islam dan Pancasila saling melengkapi dalam membangun bangsa Indonesia. 

Dalam konteks global yang semakin kompleks, kesesuaian Islam dengan Pancasila menjadi semakin penting. Di tengah arus globalisasi dan liberalisasi, bangsa Indonesia perlu memegang teguh nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kedua sistem tersebut untuk menjaga keutuhan bangsa dan membangun masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. 

Islam dan Pancasila merupakan dua jiwa yang saling melengkapi dalam bingkai kebangsaan. Keduanya menjadi sumber inspirasi dan pedoman bagi bangsa Indonesia untuk membangun masa depan yang lebih baik. Dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya, bangsa Indonesia dapat mewujudkan cita-cita luhur untuk menjadi bangsa yang berakhlak mulia, berbudi luhur, dan sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline