Indonesia merupakan negara yang terkenal akan berbagai kebudayaannya, hal inilah yang menjadi salah satu identitas Indonesia dalam kancah internasional. Hal ini dikarenakan terdapat banyaknya pulau-pulau yang ada di Indonesia, yang sekarang tercatat kurang lebih 17.504 pulau yang berada di negara kesatuan republik Indonesia menurut deputi kedaulatan maritim, kementrian koordinator bidang kemaritiman, yang dimana 16.056 pulau telah diresmikan namanya dalam PBB hingga juli 2017 (Yusuf, n.d.) Budaya merupakan suatu warisan dari leluhur atau nenek moyang kita yang tidak ternilai harganya. Negara Indonesia disebut sebagai Negara maritim karena dikelilingi oleh banyak pulau, bahasa dan adat kebudayaan Indonesia sangat banyak dan beraneka ragam. Namun, kebudayaan Indonesia kini semakin luntur ditelan zaman. Semakin berkembangnya teknologi telah membuat budaya Indonesia banyak dilupakan dan ditinggalkan oleh kalangan remaja (Cahya, 2020).
Kebudayaan di Indonesia saat ini perlahan-lahan mulai terkikis karena adanya perkembangan zaman, yang kian hari kian meningkat. Secara tidak sadar hal tersebutlah yang dapat melahirkan kebudayaan-kebudayaan yang baru di dalam masyarakat. Indonesia sebagai negara yang memiliki berbagai macam kebudayaan secara perlahan sudah mulai terkontaminasi oleh kebudayaan-kebudayaan yang baru sehingga hal tersebut dapat melunturkan nilai-nilai dari kebudayaan lokal yang ada di Indonesia. Kebudayaan Indonesia dari zaman ke zaman akan selalu mengalami perubahan, perubahan ini terjadi karena faktor masyarakat yang memang menginginkan perubahan. Perubahan kebudayaan ini terjadi sangat pesat dikarenakan masuknya unsur-unsur globalisasi ke dalam kebudayaan Indonesia.
Era globalisasi ditandai dengan saling bergantungan antarnegara. Hal ini merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari, sebagai konsekuensi dari semakin longgarnya batasan negara. Berkembangnya era globalisasi tidak dapat dipungkiri akan membawa dampak yang positif ataupun negatif di segala bidang kehidupan masyarakat. Dampak positifnya adalah globalisasi dapat membantu manusia dalam menyelesaikan segala kebutuhan, namun juga berdampak negatif ketika globalisasi dapat mengikis kebudayaan yang menjadi ciri khas suatu bangsa atau negara. Globalisasi menimbulkan berbagai masalah dalam bidang kebudayaan, seperti hilangnya budaya asli suatu daerah atau suatu negara (Wulan & Affandi, 2016).
Globalisasi telah memberikan dampak positif maupun negatif pada kebudayaan Indonesia. Salah satu dampak negatif yang terjadi adalah lunturnya budaya daerah pada generasi muda. Hal ini terjadi disebabkan adanya pengaruh budaya asing yang masuk ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia terutama genersi muda. Generasi muda kurang memahami atau kurang tertarik mengenai pentingnya budaya daerah atau lokal dan lebih tertarik dengan budaya asing yang dianggap lebih modern dan trendy.
Proses globalisasi didukung karena adanya kemajuan teknologi informasi, komunikasi maupun transportasi. Dengan adanya kemajuan tersebut, hubungan antar manusia menjadi lebih mudah dan budaya-budaya asing masuk dengan mudah ke suatu negara. Hal tersebutlah menyebabkan budaya asing semakin mudah terserap dan dipelajari oleh masyarakat di Indonesia. Dan akibat masuknya budaya asing mengakibatkan budaya daerah semakin luntur dengan seiring zaman.
Hal ini dikarenakan generasi muda lebih menyukai kebudayaan dari luar negeri atau budaya asing dibandingkan dengan kebudayaan sendiri yaitu kebudayaan Indonesia. Namun generasi muda juga merupakan penggerak utama dalam pelestariaan budaya di Indonesia. Generasi muda mempunyai peran yang sangat penting untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan asli Indonesia agar tidak hilang atau punah (Kurnianto et al., 2020).
Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya lokal atau daerah saat ini terbilang masih sangat minim. Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai dengan perkembagan zaman ketimbang budaya lokal. Hal ini bukan berarti bahwa masyarakat tidak boleh mengadopsi budaya asing, akan tetapi banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Seperti masuknya budaya asing yaitu budaya berpakaian yang lebih mini dan terbuka yang sering kita kenal dengan " you can see " dimana budaya asing ini tidak sesuai dengan budaya Indonesia yang menganut nilai sopan santun dan ditunjang dengan mayoritas penduduk Indonesia yang menganut agama Islam. Agama Islam sangat menjunjung tinggi cara berpakaian yang menutup aurat. Budaya lokal juga dapat diselaraskan dengan perkembangan zaman, selagi tidak meninggalkan ciri khas dari budaya aslinya.
Ada beberapa nilai-nilai kebudayaan yang mulai luntur yakni sikap gotong royong di masyarakat yang semula menjadi sikap hidup bangsa namun mulai terkikis atau luntur. Generasi muda menjadi salah satu unsur yang diharapkan mampu mempertahankan budaya lokal ditengah- tengah perkembangan globalisasi, namun kebudayaan local Indonesia semakin luntur oleh perkembangan zaman. Adapun contoh lain dari lunturnya kebudayaan local Indonesia adalah meninggalkan permaian daerah, generasi muda lebih memilih bermain handphone. Semakin berkembangnya teknologi telah membuat budaya lokal Indonesia banyak dilupakan dan ditinggal.
- Gotong Royong
- Permaian Tradisional
Kurangnya pembelajaran budaya merupakan salah satu penyebab dari memudarnya budaya lokal atau daerah bagi generasi muda. Oleh sebab itu, pembelajaran tentang budaya harus ditanamkan sejak dini atau sejak kecil. Namun sekarang ini banyak yang sudah tidak menganggapnya penting mempelajari budaya lokal Indonesia. Hal ini dibuktikan dalam setiap rencana pembagunan oleh pemerintah, pada bidang sosial budaya masih mendapatkan porsi yang sangat minim. Padahal melalui pembelajaran budaya lokal, kita dapat mengetahui pentingnya budaya lokal Indonesia dalam membagun suatu kebudayaan bangsa serta bagaimana cara untuk mengadaptasikan budaya lokal di tengah-tengah perkembangan zaman yaitu globalisasi ((sedyawati: 2006: 28) dalam (Nahak, 2019)).