Lihat ke Halaman Asli

Dilema Kepemimpinan Tandingan

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Melihat dan menyimak dunia perpolitikan dewasa ini sungguh sangat memprihatinkan buat kesehatan perpolitikan Indonesia kedepan. Karena Indonesia sebagai Negara berkembang yang keberadaannya sedang berupaya menciptakan tatanan kehidupan yang baik ternyata didalam organisasi atau lembaga negara sedang terjadi aksi merasa pihak yang paling benar.

Melihat perkembangan ini sepertinya aksi saling klaim tengah diberdayakan oleh beberapa pihak, entah pengklaiman ini karena memang sang pemimpin berlaku otoriter atau memang dari pencetus aksi permainan klaim mengharap pribadinya sebagai anggota suatu organisasi yang memiliki hak untuk dipilih menjadi pemimpin bisa segera terwujud.

Sungguh suatu ironi perilaku permainan klaim ini, karena aksi klaim terhadap kepengurusan yang berlaku bisa dikata sebagai suatu perilaku yang tidak dibenarkan dalam peraturan yang mengaturnya atau bisa jadi pemimpin kepengurusan telah melakukan suatu kebijakan yang tidak sesuai dengan peraturan yang disepakati dan akhirnya munculah perilaku kepemimpinan tandingan. Ada juga indikasi dari pemimpin yang menjabat ingin berusaha memanfaatkan organisasi yang dipimpinnya sebagai kendaraan untuk melanggengkan kepentingan pribadi atau pemodal. Hal ini sungguh tidak patut dibiarkan bagi segenap golongan yang ingin menyelamatkan keberlangsungan organisasinya.

Bagi sebagian pengurus yang melihat adanya keganjalan dari beberapa pengurus menyatakan bahwa penyelamatan organisasi lebih penting sehingga aksi kepemimpinan tandingan menjadi salah satu jalan yang bisa dilakukan karena bagi pelaku aksi kepemimpinan tandingan arah kebijiakan pemimpinnya sudah tidak jelas kemana arah perjalanannya karena jika kepemimpinan organisasi tetap di pimpin oleh pemimpin yang kepemimpinannya tidak sesuai dengan visi misi organisasinya berarti salah satu jalan adalah melakukan aksi penyelamatan organisasi.

Banyak indikasi atas kemunculan aksi kepemimpinan tandingan, bisa jadi para anggota organisasi melihat arah kebijakan kepemimpinan sudah menyimpang dari AD/ ART yang telah disusun atau bisa jadi perilaku otoriter dari pemimpin sungguh kelewat batas, karena anggota yang tidak sependapat dengan kebijakan pemimpinnya maka aksi pemecatan ramai diberlakukan, hal ini bagi segenap anggota sungguh suatu keputusan yang sepihak karena bagi sebagian pengurus kebijakan yang diambil oleh pemimpin tidak sesuai lagi dengan visi misi organisasinya.

Dengan adanya penyimpangan kebijakan ini, sudah pasti segenap anggota akan segera merapatkan barisan guna menyelamatkan kondisi organisasi agar menjadi lebih baik lagi, karena organisasi yang akan dibelokkan arah gerakannya oleh beberapa pihak sangat bertentangan dengan visi misi yang di perjuangkan para penyelamat organisasi ini.

Kita melihat gerakan kepemimpinan tandingan dalam suatu organisasi memang sangat tidak baik buat arah kedepan organisasi tersebut, karena keberlangsungan arah gerakan organisasi tergantung bagaimana para pemimpin bisa mensinergikan perbedaan menjadi kekuatan. Namun bagi beberapa pemerhati kemajuan organisasi tindakan kepemimpinan tandingan sangat penting guna menyelematkan organisasi dari pemimpin yang tidak sesuai dengan arah perjuangan organisasi. Sungguh suatu dilema jika kepemimpinan tandingan kerap terjadi dalam suatu organisasi. Karena adanya kepemimpinan tandingan menandakan struktur kepemimpinan organisasi tidak solid. Semoga aksi kepemimpinan tandingan bisa segera mengikis di beberapa organisasi tanah air ini, karena adanya kepemimpinan tandingan bisa membikin keberlangsungan organisasi menjadi tidak berkedaulatan lagi.

Muhamad Fatih Rusydi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline