Lihat ke Halaman Asli

Awal Bencana Manchester City

Diperbarui: 2 Oktober 2024   12:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para Pemain Man City (Getty Images/Shaun Botterill)

Manchester City tidak pernah mengira keberhasilan mereka menjuarai Premier League untuk kali keempat secara beruntun ternyata menjadi awal sebuah bencana. Pasca keberhasilan tersebut, armada Pep Guardiola merasakan sejumlah malapetaka. City mendapat berbagai ujian, mulai dari tersandung kasus hukum, hingga terancam badai cedera. 

Sudah menjadi rahasia umum kalau penyidikan terkait kasus pelanggaran aturan finansial City bakal memasuki tahap lebih lanjut. Di tengah perjuangan mereka menghadapi kasus tersebut, City mendapati para pemain mereka bertumbangan akibat cedera. Persaingan EPL juga makin kompetitif, sehingga bakal menyulitkan langkah armada Pep Guardiola ini. 

Belum lagi, 2024/2025 tampanya bakal jadi ending perjalanan Pep di tanah Manchester. Memang, belum ada kejelasan apakah sang manajer bakal bertahan atau tidak. Namun, potensi Pep keluar di akhir musim masih sangat memungkinkan. Lantas, apakah sejumlah pertanda tersebut merupakan awal bencana buat Manchester City?

Musim yang Mengagumkan

Sejak diakuisisi oleh saudagar dari tanah Arab, Sheikh Mansour pada 2008, City menunjukkan perkembangan begitu signifikan. Kedatangan Pep Guardiola pada 2016 makin menambah kegarangan The Citizen di tanah Inggris. Bersama entrenador asal Spanyol tersebut, City tumbuh menjadi sebuah klub yang di kemudian hari menjadi penguasa baru tanah Inggris.

Perjalanan Pep untuk membawa City merajai tanah Inggris tak pernah berjalan mudah. Musim lalu contohnya. Pep kembali harus diuji oleh sosok monster baru EPL yang tak lain adalah bentukannya sendiri, Mikel Arteta. Arsenal besutan Arteta yang tidak mengenal istilah menyerah, memaksa City mempertahankan gelarnya sampai titik darah penghabisan.

Sayang, pada akhirnya, City masih begitu superior. Tim besutan Pep ini lagi-lagi keluar sebagai juara musim 2023/2024. Raihan 94 poin menempatkan City di posisi teratas tabel klasemen akhir. The Citizen kembali menyudahi perjuangan Arsenal yang sempat berharap bisa ‘buka puasa’ musim lalu. Keberhasilan ini sukses membuat City raih rekor baru, sebagai klub pertama yang sanggup juarai EPL empat musim berturut-turut.

Pep sekali lagi membuktikan bahwa seberapapun sulitnya kompetisi EPL, ia selalu punya cara menjadi juara. Musim lalu, Pep mengadaptasi beberapa cara bermain. Skema 3 bek, inverted full-back, false nine, semua ia kombinasikan untuk membentuk skuad juara. Hasilnya, City menjalani musim paling mengagumkan dalam sejarah perjalanan mereka.

Kasus Hukum Permulaan Petaka

Sebuah kasus perkara hukum saja lazimnya sudah cukup membuat ketar-ketir. Bayangkan jika kasusnya berlipat menjadi ratusan. Itulah yang dihadapi Manchester City. Berakhirnya musim kompetisi 2023/2024 nyatanya menjadi permulaan satu kasus besar. klub besutan Pep Guardiola ini menghadapi 115 tuntutan atas sejumlah pelanggaran aturan finansial.

Kasus ini bermula pada tahun 2019, ketika UEFA dan Premier League melakukan investigasi bersama terhadap sejumlah laporan keuangan Manchester City. Periode keuangan yang bermasalah adalah periode 2009 sampai dengan 2018. City terjerat sejumlah dakwaan dalam hal ini, mulai dari pemalsuan laporan keuangan, gaji manajer, dan masih banyak lagi.

Prosesi sidang dan pengumpulan alat bukti masih terus dilakukan oleh komisi independen. Kasus ini diekspektasikan baru bakal selesai pada Maret 2025. Endingnya, Manchester City berpotensi menerima hukuman. Bisa jadi pengurangan poin seperti yang terjadi pada Everton, atau maksimal diskorsing dan degradasi dari Liga Primer Inggris.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline