Lihat ke Halaman Asli

Fatihatul Muthmainah

Ibu Pembelajar

Melatih Empati untuk Sekitar

Diperbarui: 28 Agustus 2023   07:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Design by Canva

Orang terdekatku dan tantangan yang dihadapinya

Jika diminta untuk memilih seseorang yang ingin aku bantu dengan melihat tantangan yang dia miliki saat ini. Itu pada seorang wanita berkeluarga yang memiliki 1 anak. Usianya masih terbilang muda, semenjak resign dari kantornya bekerja, ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk urusan domestik dan mengasuh anaknya. Berpindah dari satu tempat ke tempat lain, sempat ikut suaminya merantau. Namun ketika di perantauan dia bercerita sering burn out, karena sepi tidak punya teman, juga karena belum menemukan komunitas yang bisa membantunya mengenali passionnya. Dia selalu bercerita ingin kembali bekerja, namun melihat keadaan diperantauan dengan tanpa sanak saudara dan keluarga, ia kemudian ragu dan bimbang dengan siapa nanti yang akan mengasuh anaknya jika ditinggal bekerja. Dimana di perantauan dia terkendala dengan bahasa asli tempat dimana ia merantau. 

Cara saya berempati kepadanya

Saya selalu menanyakan keadaannya, apakah ada yang bisa saya bantu dan apakah semua baik-baik saja. Meski terkadang dia menangis dalam ceritanya karena merasa kesepian, akhirnya saya ajak dia untuk bergabung di komunitas Ibu Profesional. Setidaknya dengan bergabung di Ibu Profesional dia bisa berkomunitas secara daring dan bisa disambi momong atau urusan domestik lainnya. Semoga dengan bergabung di IP dia bisa menemukan beberapa mutiara yang sempat dia cari. Juga nantinya bisa menemukan sesama IP'ers di keadaan luring di daerah dia merantau. Sehingga ia tidak lagi merasa sepi, namun menemukan sesama teman yang sefrekuensi.

Jika saya bisa membantunya, saya akan...

Saya akan selalu mendampinginya, sebagai sesama ibu dan sementara bekerja di ranah domestik memang terkadang membuat jenuh dengan rutinitas yang itu-itu saja, tiada habisnya, dan menguras waktu serta energi. Namun dengan mengingatkannya untuk selalu bersyukur setidaknya kita tidak tahu nasib yang bagaimana yang kelak akan kita temui setelah ini. Meski terkadang dia merasa burn out mengasuh anaknya, saya selalu menyemangatinya bahwa meski lelah, anak kita masing-masing pasti cerdas dan ada saja tingkahnya yang membuat kita tertawa dan tidak habis pikir dengan berkata "kok ada ya anak kecil seumuran ini punya daya imajinasi dan empati yang tiba-tiba ditunjukkan pada ibunya". Dengan begitu semoga ia selalu bersyukur dengan keadaan yang ada, karena mengasuh anak hanya sementara, kelak ketika sudah dewasa dia pasti bisa mengurus dirinya sendiri.

Andai di dekat rumahnya denganku, aku akan sering berkunujung ke rumahnya, mengajaknya membuat project atau kegiatan anak yang bermanfaat serta mengajaknya membuat kegiatan yang bisa mengasah kembali skill-nya. Karena saya tahu, dia orangnya cerdas, energic, punya keingintahuan yang tinggi. Semoga Allah selalu menjagamu dalam iman Islam saudaraku, kelak engkau menemukan yang engkau cari, untuk memenuhi kepuasan batinmu dalam bermanfaat untuk sekitar. Aamiin.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline