1. Keunikan positif yang aku miliki
Aku menyukai kerapian, hampir setiap hal kuperhatikan detailnya. Meski terkadang hal ini memakan waktu cukup lama, tapi ada kepuasan tersendiri ketika melihat beberapa hal yang kukerjakan rapi.
2. Mengapa Tuhan menciptakanku sehingga aku berjodoh dengan suamiku
Menurutku Tuhan menciptakanku karena aku pas untuk suamiku. Atau suamiku pas untukku sehingga kami saling melengkapi. Aku yang masih mudah emosi dan sering berpikir negatif bertemu dengan suamiku yang sabar dan bisa mengubah hal negatif menjadi positif. Meski tak ayal terkadang dia pun berpikiran negatif dan aku yang mengingatkan.
Ketika aku memilihnya seakan aku dikabulkan beberapa doaku sebelum menikah. Seperti, dia yang easly berbaur dengan siapapun sedangkan aku tidak demikian, keluarganya yang halus tutur katanya sedangkan keluargaku tidak begitu dsb.
Setelah kuingat-ingat mengapa aku memilihnya menjadi suami dan ayah untuk anak-anakku, dia sangat mirip dengan bapakku. Kesabarannya, mudah bergaulnya, loyalitasnya dalam berkerja maupun berkolega, mencintai anak-anak, dan suaranya ketika adzan serta beberapa hal lainnya. Inilah yang membuatku bertahan ingin tetap bersamanya meski terkadang ada hal yang tidak sesuai dengan praduga dan prasangkaku, tapi hal-hal baik yang dia miliki membuatku selalu jatuh cinta lagi dan lagi kepadanya.
3. Suamiku layak menjadi ayah untuk anak-anakku
Masing-masing kami memiliki masa lalu pengasuhan yang berbeda. Dia yang dibesarkan di keluarga yang halus tutur kata, sopan tindak tanduknya sebagai priyayi Yogyakarta, sedangkan aku dibesarkan dalam keluarga yang mayoritas teriakan dan suara keras menjadikan dia sangat pas menjadi ayah untuk anakku. Karena InsyaAllah bisa mengimbangiku yang sudah terlanjur bersuara "nyaring" ini dan masih suka marah-marah kepada anak. Dia selalu sabar ketika mengasuh anak, mendampinginya bermain, bahkan menyuapinya.
4. INDIKATOR ISTRI
a. Taat pada suami
b. Qurataa'ayun (menyejukkan pandangan) dilihat dari rajin mandi, suka pakai wangi wangian, menggunakan celak ketika suaminya sedang di rumah. Dan berhias untuk menggoda suami sebagai pelipur ketika suami sedang lelah.
c. Menjaga kehormatan dirinya dan suami ketika sedang tidak bersama (LDR)
d. Mampu mengkomunikasikan masalah yang dia hadapi, sehingga bisa dipecahkan bersama. Bukan istri yang kalo ada masalah malah diam ditanya tidak menjawab.
e. Al Ummu madrasatul ula. Ibu itu adalah Madrasah pertama bagi anak. Maka istri yang ideal adalah yang mampu mendidik, mengajarkan dan membudidayakan hal hal yang baik sejak dini. Sementara ayah mengajarkan tentang yang paling mendasar yakni aqaid.
5. Visi & Misi Keluarga
Visi : Quu anfusakum wa ahlikum naaraa. Menjaga diri dan keluarga untuk selalu ingat terhadap Sang Pencipta sehingga terhindar dari api neraka. Dengan demikian keluarga bisa bersama sama menjadi keluarga yang bahagia di dunia dan akhirat.
Misi
1. Taat dengan ajaran agama.
2. Selalu bersama
3. Memaafkan dikala melakukan kesalahan
4. Memahami satu sama lain.
5. Selalu belajar dan membina diri, dadi setiap kekurangan dan kesalahan yang pernah dilakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H