Lihat ke Halaman Asli

Every Little Thing He Does

Diperbarui: 20 Desember 2016   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Every Little Thing He Does

Kaila harusnya tahu bahwa melihat Revan dengan anak kecil adalah racun yang paling mematikan.

***

 Kaila tidak terlalu menyukai anak kecil. Ada beberapa situasi dan kondisi yang membuatnya seperti melihat cicak pucat memanjat kakinya. Dan itu menjijikkan. Ugh, membayangkannya saja sudah membuat bulu kuduk Kaila berdiri.

Bukan karena Kaila tidak memiliki naluri kewanitaan. Bukan karena dia jarang bermain didapur dan membayangkan bisa membuat kue untuk anaknya nanti. Hanya saja dia tak tau... apa yang harus ia lakukan saat berdekatan dengan anak kecil. Terakhir kali bertemu, anak kecil itu meraung ke mamanya, karena Kaila tak sengaja memecahkan balon merahnya.

Oke, mungkin Kaila tidak ditakdirkan untuk bisa berdekatan dengan anak kecil. Mungkin di mata anak-anak dia terlihat seperti monster besar dengan rambut hijau panjang yang siap menerkam mereka kapan saja. Eww, Kaila tidak bisa membayangkan betapa mengerikan dirinya.

Bicara soal naluri kewanitaan, Kaila rasa Revan –sang kekasih- lebih memilikinya dari pada dirinya sendiri. Meskipun kau tahu, Revan adalah seorang ketua Gangster yang lebih suka membuat tinjunya bengkak membiru di bandingkan, berimain Game Playstation. Oh, bagaimana itu bisa terjadi?

Well, itu terjadi di pertengahan bulan April, saat mereka –Revan dan Kaila- merayakan anniversaryyang ke-3 kalinya. Dan Revan telah berjanji untuk mengabulkan segala keinginannya.

Dan keinginan Kaila adalah ke Bioskop (Revan sangat bersyukur karena Kaila tak meminta hal yang aneh) dan menonton film remaja picisan yang penuh drama dan air mata (Revan benar-benar ingin melarikan diri pada saat itu juga). Kaila tau betul Revan tak akan menonton filmnya, pemuda itu hanya akan tertidur sepanjang film saking bosannya. Tapi Kaila ingin mencobanya. Dan Revan menolaknya –tapi tidak jadi karena ia telah berjanji.

“Ayolah, please... aku ingin mencobanya, sekali saja.” Rajuk gadis itu membuat wajah seimut mungkin. Walaupun Kaila tau hasilnya tak akan terlihat imut malah menjijikkan. Yang penting dia sedang berusaha. “Please.. ku mohon.”

            “Eww, Kaila. Aku tak tau kau se-chessy ini,” Kata Revan mengerutkan dahinya jijik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline