Yogyakarta (13/09/2021) Tim Wira Desa UPN “Veteran” Yogyakarta bersama volunteer melakukan Sosialisasi Umum Program Wira Desa 2021 berupa Pemberdayaan UMKM Melalui Pelatihan Manajerial dan Pendampingan Usaha di Desa Girirejo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul didampingi oleh Bapak Mursito, M.M selaku Kepala Bagian Kemahasiswaan UPN “Veteran” Yogyakarta. Pertama melakukan pengenalan terhadap Unit Kegiatan Mahasiswa Interdisciplinary Scientific Research (ISR) yang merupakan suatu kelompok studi di bidang penalaran, penelitian dan pengabdian masyarakat di lingkup Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Selanjutnya, anggota tim mengenalkan Program Wira Desa. “Program Wira Desa adalah penerapan dari merdeka belajar kampus merdeka (MBKM).
Program ini bertujuan untuk menerapkan konsep penumbuhan dan pengembangan kewirausahaan desa dengan adanya kolaborasi antara masyarakat, lingkungan desa, dan perguruan tinggi. Harapannya melalui Program Wira Desa akan meningkatkan perkembangan wirausaha yang sudah ada dan mengoptimalkan potensi desa dan pada saatnya akan menjadi keunggulan desa.”, kata Tim Wira Desa. Para Mahasiswa UPN “Veteran” Yogyakarta ini memilih 3 UMKM yang berpotensi di Desa Girirejo yaitu dibawah naungan BUMDES ada Wedang Uwuh dan Criping Pisang. Kemudian ada satu home industry yaitu Bakso Tusuk Payaman.
Kegiatan sosialisasi umum ini berupa perwakilan anggota UMKM mengikuti acara sosialisasi umum Wira Desa Giriwiradaya 2021 dan konsep secara umum mengenai Pelatihan Manajerial dan Pendampingan UMKM. Kemudian juga ada kegiatan pemberian materi mengenai dunia usaha berupa motivasi dan psikologi ekonomi diisi oleh Ibu Dwi Martuti Rahayu selaku owner dari Won.dis Cokelat dan Kedai Cokelat Won.dis. Won.dis cokelat sendiri beralamat di RT.031/RW.015, Salakmalang, Banjarharjo, Kec. Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. “Tujuan didirikannya Won.dis ini adalah untuk menyejahterakan petani. Kami memproduksi cokelat sejak tahun 2014 dan muncul brand Won.dis pada tanggal 17 Oktober 2017. Kami mengolah kakao menjadi permen cokelat, minuman cokelat, dan camilan cokelat. Dimana target pasarnya adalah ibu muda milenial dan penggemar cokelat bergaya hidup sehat.”, kata Ibu Dwi Martuti Rahayu.
“Pasar dan kesempatan dari olahan cokelat ini adalah Indonesia penghasil kakao terbanyak no-3 di dunia, tetapi baru 56% yang diolah. Selain itu, konsumsi cokelat meningkat 5% hingga akhir tahun 2019 dan Indonesia belum dikenal sebagai produsen cokelat yang baik. Kemudian keunggulan produk ini dari pesaing-pesaing lainnya adalah proses produksi melalui pemberdayaan Kelompok Wanita Tani, mereka juga mampu meproduksi cokelat custom, dan mampu mengedukasi olahan kakao dari hulu sampai hilir.”, kata Ibu Dwi Martuti Rahayu. Perijinan dari Won.dis sendiri sudah mendapatkan ijin dari HAKI Merk, Jogja mark, P-IRT, Halal, dan IUMK. Business Modelnya sendiri adalah B2C, Gerai produk, Wisata edukasi, dan Kedai cokelat.
Ibu Dwi Martuti Rahayu berkata, “Target dari Won.dis sendiri untuk saat ini adalah fokus pada produk yang sudah ada terlebih dahulu (pembenahan packaging, merehab rumah produksi, dan upaya edukasi cara mengonsumsi cokelat Won.dis) dan Kedai Cokelat Won.dis (pengembangan bangunan pendukung). Untuk mencapai target tersebut, maka ditempuh dengan cara membuat acara yang terkait upaya peningkatan daya konsumsi cokelat serta bekerja sama dengan berbagai pihak.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H