Lihat ke Halaman Asli

Program Apoteker Keluarga Unggulan Dapat Menginspirasi Wilayah Lain

Diperbarui: 15 Agustus 2018   18:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Apoteker Keluarga Unggulan merupakan program yang digadang-gadang oleh sejumlah mahasiswa Farmasi Universitas Sebelasa Maret Surakarta. Inisiasi program AKU (Apoteker Keluarga Unggulan) ini dibentuk untuk mengikuti ajang program kreativitas mahasiswa.

Program ini diinisiasi oleh empat mahasiswi Farmasi Universitas Sebelas Maret Surakarta yaitu Qisty Aulia Khoiry, Fathya Ulfa, Wening Wulandari, dan Muthia Syafira. Program kreativitas mahasiswa ini diselenggarakan oleh Kemenristekdikti agar mahasiswa Indonesia menjadi lebih aktif dalam berbagai bidang dan bisa bermanfaat bagi nusa dan bangsa.

Program Apoteker Keluarga Unggulan ini dilaksanakan di Desa Sendang Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri sebagai desa percontohan. Selasa lalu telah dilaksanakan program penyuluhan oleh Tim KKN Lawang Carnival Universitas Sebelas Maret Surakarta mengenai DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang Obat dengan benar).

Selain itu diselenggarakan pula swamedikasi atau pengobatan yang dilakukan sendiri oleh pasien kepada ibu-ibu PKK Desa Sidodadi Kecamatan Lawang Kabupaten Malang. Hal ini diselenggarakan sebagai program kepanjangan dari inisiasi AKU (Apoteker Keluarga Unggulan) yang sebelumnya telah terlaksana di Desa Sendang Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri.

Ibu-ibu PKK Desa Sidodadi sangat antusias dalam menerima materi. Mereka mampu menerima materi dengan sangat baik. Posttest yang diberikan juga mampu dijawab dengan benar. Dalam penyampaian materi terdapat diskusi yang aktif antara pemateri dengan peserta. Pemateri kali ini yaitu mahasiswa Farmasi Universitas Sebelas Maret yang tergabung dalam Tim AKU (Apoteker Keluarga Unggulan).

Program Apoteker Keluarga Unggulan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan pengatahuan masyarakat terutama ibu-ibu dalam menggunakan obat dengan baik dan benar. Sehingga pengobatan yang dilakukan dapat mengobati diri ataupun keluarga dengan rasional.

Selain itu dalam program AKU ini juga menggalakkan pentingnya pengetahuan mengenai penggunaan obat antibiotik yang dapat menimbulkan resistensi antibiotik.

Resistensi itu sendiri adalah kondisi dimana kuman dalam tubuh tidak mempan terhadap obat antibiotik yang diberikan kepada tubuh. Pada saat obat antibiotik diberikan kepada pasien sebagian kuman akan mati namun sebagian lain akan bermutasi sehingga kebal terhadap obat antibiotik yang sebelumnya pernah diberikan.

Harapannya setelah program AKU (Apoteker Keluarga Unggulan) berjalan selama 3 bulan di Desa Sendang Kabupaten Wonogiri dapat menjadikan masyarakatnya cerdas dalam menggunaakan obat. Begitupun dengan masyarakat Desa Sidodadi Kecamatan Lawang Kabupaten Wonogiri.

Selain itu dengan adanya program AKU ini masyarakat mendapatkan obat dengan benar, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan baik dan benar. Hal yang menjadi tujuan jangka panjang adalah dengan adanya program AKU kesalahan penggunaan obat dapat berkurang dan teratasi karena telah terbekalinya pengetahuan pasien dalam memilih obat dengan benar. Sehingga masyarakat Indonesia menjadi lebih sehat dan kuat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline