[caption id="attachment_409312" align="alignnone" width="599" caption="Gapura FILARTC 2015 di pelataran TIM, Jakpus. Acara dihelat tiga hari, 27-29 Maret 2015."][/caption]
Menjelang hari film Nasional pada 30 Maret, insan film menghelat FILARTC 2015 (Film and Art Celebration). Perhelatan ini memadukan berbagai unsur perfilman, mulai dari pemutaran film, pameran fotografi, panggung musik, hingga pameran kostum film yang jarang mendapat tempat.
Antusiasme masyarakat dari berbagai kalangan tak surut selama perhelatan tiga hari berlangsung, pada 27-29 Maret 2015. Acara juga dimeriahkan dengan panggung musik, diisi para musikus ternama, seperti Bondan Prakoso, Endah N Resha, Bonita and the Husband, dan Mata Jiwa. Tidak lain, mereka membawakan lagu soundtrack film. Tidak hanya musik, namun ada pula pertunjukkan tari, dan teater.
[caption id="attachment_409313" align="alignnone" width="600" caption="Sha Ine Febriyanti,aktris yang turut meramaikan FILARTC 2015."]
[/caption]
Sha Ine Febriyanti, aktris yang juga menyutradari Tuhan Pada Jam 10 Malam, ketika ditemui di sela perhelatan, Sabtu, (28/3), mengungkapkan, dirinya sangat mengapresiasi gelaran FILARTC 2015, keseruan tergambar dari kecerdasan dalam pengemasan acara oleh panitia. “Seru ya, bisa buat transfer ilmu buat yang mau belajar film, banyak booth (tenda) rumah produksi, yang mau tahu kamera buat syuting, atau mau casting.” Ia menambahkan, acara ini menunjukkan kekompakan insan perfilman. Dewi Irawan, aktris yang bermain dalam Tabula Rasa, juga mengungkapkan kekagumannya. “Ya ini bisa jadi barometer siswa, buat belajar, kan ada workshopnya juga. Menarik banget acaranya.”
Konsep acara didesain menyerupai karnaval, dengan disediakannya tenda-tenda kuliner, dan asesoris. Tak hanya itu, namun dibuka pula tenda-tenda dari rumah produksi yang digemari banyak remaja untuk menjajal akting mereka, salah satunya milik RAI (Rumah Aktor Indonesia), yang diketuai Lukman Sardi, termasuk di dalamnya Dewi Irawan. Setali tiga uang, sutradara Joko Anwar, ketika dijumpai pada malam terakhir gelaran FILARTC 2015, Minggu, (29/3), juga mengungkapkan kebanggaannya pada acara ini. “Bagus, ini menunjukkan antusiasme masyarakat pada film. Harapan untuk kedepannya sih, semoga makin besar aja.”
Berpusat di kompleks Taman Ismail Marzuki, masyarakat disuguhi bermacam pilihan, ada pameran kostum yang dikenakan dalam film, diantaranya, film Soekarno, Soegija, dan Pendekar Tongkat Emas, bersanding dengan pameran fotografi bertema “Potret Sinema Indonesia” karya 10 still fotografer. Film yang diputar pun tak bertempat pada satu titik saja. Diputar di Teater Kecil, XXI Kineforum, dan di pelataran TIM dengan konsep layar tancap dan di tiap tempat tersebut memutarkan film yang berbeda. Banyaknya pilihan inilah yang juga mengundang banyaknya pengunjung.
Amin Shabana, Publicist FILARTC 2015, menyatakan panitia tidak memasang target pengunjung. “Karena ini masih awal, kita sih nggak pasang target pengunjung, tapi ternyata selama tiga hari ini, kira-kira sudah ada 6000 pengunjung yang dateng.” Ujarnya, pada Minggu, (29/3). Acara yang ditujukan untuk masyarakat luas ini, bertujuan untuk mendekatkan film pada masyarakat, mengingat minat masyarakat Indonesia terhadap film masih rendah. “Yang diharapkan setelah mereka pulang dari sini (FILARTC) mereka ingat bahwa film itu merupakan bagian dari hidup. Dan karena ini rencananya menjadi acara tahunan, harapannya bisa jadi snowball effect.” Ujar Amin.
Semua pasti berharap lebih baik dan lebih besar untuk perhelatan mendatang, seperti Grace, mahasiswi IKJ ini juga memiliki harapan. “Asyik sih, sesuai lah acaranya sama pengunjung. Buat ke depannya, ya tambah lebih banyak boothnya aja.” Minggu, (29/3). Semoga, semua lapisan golongan dari pemerintah, insan film, pihak swasta, dan didukung masyarakat, bisa mewujudkan mimpi memasyarakatkan film dalam negeri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H