Warning!: Tulisan ini mengandung konten pribadi. Niatnya cuma sharing. Merasa tidak nyaman sok close saja. Opini sesuai pengetahuan dan pemikiran saya. Anda tidak senang tulisan saya, saya tidak membenci anda. Ini style saya sok urusin style sendiri. #NamanyaJugaHidup.
Bulan madunya sih katanya sudah berakhir dan biduk rumah tangga Jokowi-JK sedikit terusik karena ada yang harus di kocok ulang kayaknya. Nah lho kenapa di kocok ulang? dikata dadu? ahaha. Saya selalu terngiang ketika sudah 6 bulanan pemerintahan di Indonesia pasti media akan gembar-gembor masalah kocok ulang atau reshuffle bahasa kerennya.
Sudah mirip dengan wanita lahiran karena tadi baca artikel di salah satu web portal bahwa Pak JK selaku Wapres mengatakan akan ada kemungkinan reshuffle secepatnya dalam jangka waktu 2 atau 3 bulanan. 6 bulan untuk berliburan memadu kasih tambah 3 bulan waktu penentuan, fix 9 bulan lahiran. Iya lahiran beberapa menteri baru kayaknya.
Terutama isu bahwa akan ada beberapa menteri dibawah Menko Perekonomian Sofyan Djalil yang bakal dicopot. Tahu sendirilah anda kan pertumbuhan ekonomi kita stag di 4 persen yang jauh dari target 7 persen dari Pak Jokowi. Tapi, Siapa ya? Kita memang bertanya-tanya tapi lebih asik nunggu saja. Seperti rumusan komedi. Tragedy + Time = Comedy. Apakah Perombakan Kabinet Kerja akan jadi komedi dan pecah? komedi atau mungkin berakhir suprise a.k.a lucu bisa terjadi ketika ada menteri yang dibanggakan Pak Pres maupun Pak Wapres malah dia yang dicopot atau malah pengganti menteri yang baru malah lebih..... (isi sendiri) ahaha
Bicara masalah menteri bicara masalah partai juga. Banyaknya expert daripada politisi di kabinet kerja memang sempat jadi pertanyaan oleh partai pendukung. Giliran sekarang mulai reshuffle pada gaduh berharap saja bahwa nantinya ada penambahan nama kader partai yang masuk ke kabinet kerja terutama PDIP yang notabene cuma 5 orang saja. Bahkan ada yang mengatakan bahwa menteri yang notabene bukanlah politisi tidak pandai berpolitik. Iya pak wajarlah kan mereka pakar di bukan bidang politik. Tapi ya mau tidak mau para menteri yang bukan background dari politik harus belajar politik. Kalau tidak bisa saja komunikasi politik presiden dengan menteri maupun menteri dengan menteri bahkan menteri dengan pejabat setinggi menteri menjadi problem.
Ingat kasus penambahan uang muka mobil pejabat? iya itu salah satu akibat dari komunikasi birokrasi dan politik kabinet kerja yang bermasalah. Langsung aja pengamat dan media kaitkan itu dengan reshuffle. Salah? enggak kok selama bisa dikaitkan kenapa tidak? hehehe.
Oiya saya sempat mendengar isu yang beredar bahwa Menkopolhukam, MenHan dan juga Menteri Perdagangan bakalan di kocok ulang eh di reshuffle. Kalau misalkan reshuffle nya sekitar 3 bulan kurang lagi maka bisa saja THR nya ya uang pesangon buat yang diganti hehehe.
Saya sih kalo Menteri Perdagangan diganti tidak menjadi soal. Memang dari awal banyak pengamat politik bilang seharusnya pak Gobel sebagai Menteri Perindustrian karena memang identik dengan industri teknologi yang memang dimiliki pak Gobel sebagai pengusaha. Kalau pak Tedjo saya tidak tahu ya diganti atau tidaknya ada masalah atau tidak juga. Palingan yang gantiin doi juga dari kemiliteran. Samalah seperti pak Ryamizard gantinya juga dari militer. Apa mungkin biar tidak ada gotok-gotokan dengan KMP lagi Menkopolhukam atau MenHan kasih ke pak Prabowo saja. Nah lho epic banget, ya kali thur hehehe.
Lucunya ada analis saham yang mengatakan Jokowi takkan berani reshuffle kabinet karena faktor ibu Megawati yang memang punya andil besar terhadap mendaratnya Jokowi ke Istana Presiden. Tapi kalau menurut saya ya kali pak Jokowi manggut-manggut aja kalau disuruh mulu. Bu Mega kan Ibu di Partai atuh kalau yang harus banget dituruti ya ibu kandungnya pak Jokowi atuh hehehe satir pisan euy.
Kita tunggu saja deh perkembangannya. Saya agak cekikikan aja dengan media online maupun cetak saat ini yang sedang membuat agenda setting mengarahkan opini publik kesana-sini tentang reshuffle. Yang penting mah jangan sampe gagal aja agenda settingnya kayak pas jaman pencalonan presiden lalu sama duo tv merahnya Vavi News dan juga trio tv biru MCN Group :)
Ditulis oleh Fathurrahman Helmi. Jiwanya untuk Aceh, Fisiknya Oriental tapi Hatinya berlabuh di Bandung. Lahir untuk mengamati dan diamati orang lain. Penulis Buku Kumpulan Puisi “Aku, Bola dan Sepatu”. Moderator Bedah Buku dan Seminar di Universitas Telkom. Menyukai dan Terpengaruh oleh Karya Kahlil Gibran dan Imam Al-Ghazali. Menulis Opini tentang Filsafat, Komunikasi, Politik hingga Komedi. Mahasiswa Konsentrasi Marketing Komunikasi, S1 Ilmu Komunikasi, Universitas Telkom.