Komunitas warga yang mendiami rumah lanting di Hulu Sungai Tengah. Propinsi Kalimantan Selatan terdapat di Awang LandasDesa Sungai Buluh dan Mantaas Kecamatan Labuan Amas Utara sekitar 35kilometer dari Barabai Ibu Kota Kabupaten, rumah lanting di AwangLandas Sungai Buluh berjumlah 27 buah yang dihuni 27 Kepala Keluarga.
Warga Awang Landas Jantra menjelaskan untuk menuju komunitas rumahlanting Awang landas tidak bisa menggunakan jalur darat hanya dapatditempuh dengan menggunakan jukung atau kelotok dengan perjalanan 15menit hingga 30 menit dari Sungai Buluh, dengan memintakan jasa ojekkelotok.
Rumah lanting dibangun, kata dia dari potongan ratusan "haur" ataubambu besar yang disusun sebagai dasar, lantai dan dindingnya dari kayu sementara atapnya dari daun rumbia ukuran lebarnya bervariasitergantung jumlah keluarga rata-rata kurang lebih 3 x 5 meter.
Untuk menjaga agar rumah lanting tidak larut, kata dia di dasartanah dibuat "Kalung-Kalung" atau penahan dari kayu berfungsi sebagaiporos dan diikatkan dengan tali besar ke rumah lanting hingga rumahlanting tidak larut oleh arus air.
"Bagi yang tidak biasa tinggal di rumah lanting, bisa agak pusingkarena rumah lanting bergerak berputar namun tetap berada diporosnya,sekali-kali juga bergoyang-goyang terkena gelombang mirip berada didalam Kapal" kata dia.
Jumlah Warga Awang Landas, kata dia berkisar 300 jiwa sebagianmenempati rumah lanting dan sisanya telah membangun rumah lebih layakdengan tongkat kayu setinggi 3 meter sehingga lebih aman dari angin dangelombak ombak yang datang tiba-tiba.
Angin dan Gelombak yang besar, kata dia bahkan beberapa waktu lalumerobohkan beberapa rumah lanting di lingkungannya, warga dapatmenyelematkan diri sementara peralatan rumah tangga berhamburan dansebagian pecah.
Beberapa warga memilih pindah tempat, kata dia dikarenakan kondisirawa masih rawan dan sering diterpa angin dan gelombang besar bahkandiantaranya warga rumah lanting pindah ke daerah Babirik, Hulu SungaiUtara kawasan terdekat dengan kampung mereka.
Kerbau Rawa pun ikut pindah, kata dia disebabkan menipisnya rumputmakanan yang tersedia di rawa awang landas padahal sebelumnya terdapatbanyak kandang, dulunya pemandangan kerbau rawa terlihat setiap hari,berenang merumput di lingkungan sekitar karena menipisnya bahan makananmaka mereka dipindah ke desa Sungai Buluh oleh para Pemilik.
Menurut informasi warga, kata dia di lingkungan rawa yang merekatinggali sekali-kali juga ditemui buaya liar, keberadaan buaya inidiketahui warga setelah ada beberapa warga yang menggunakan jukungmenabrak badan buaya yang berenang, sepanjang sepengetahuan wargabuaya-buaya ini tidak membahayakan.
Sementara Tokoh Masyarakat Jamhari menjelaskan mereka telah turunmenurun bertempat tinggal di daerah rawa dan rumah lanting, sangatsulit meninggalkan pola hidup yang terbentuk lama dan hidup menjadinelayan di perairan Hulu Sungai Tengah.