Lihat ke Halaman Asli

Dalam Diam, Aku Mengenal-Mu

Diperbarui: 10 Oktober 2018   16:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Dalam Diamku, Aku menemukanMU

Dalam diam ku coba menelusuri relung akal yang tengah penat akan kesibukan dunia, aku mulai masuk dalam ranah kesenyapan terus mengingat segala hal yang telah aku lalui, tanpa sadar waktu selalu setia menghitung setiap jejak tapak menetap.

Aku bukanlah pribadi yang hebat menurut mereka, tapi aku hanya sebatang ranting yang lunglai kering termakan panasnya terik sang surya.

Wahai Sang Pemilik hati, Begitu kecilnya nyali ini tuk menerjang gerbang yang kokoh berdiri di hadapanku, kaki terasa bergetar menopang beban yang begitu beratnya, begitu letih terasa hingga tulang belulangku.

Wahai Sang Pemilik Kekuatan, mungkinkah diriku akan sampai sedikitnya kekuatan dari sisi kekuatanMU yang Tak Terbatas itu.

ENGKAU wahai Sang Sandaran, Bagi mereka yang terpuruk, yang jiwanya meraung penuh dengan pilu yang mendalam, mereka yang mampu menggerakkan jari jemarinya atas kehendakMU, mereka yang mampu mengedipkan kelopak matanya atas izinMU.Sungguh itu jauh tak terbesit dalam akal yang telah ENGKAU berikan terhadap setiap insan.

Oh.. Piciknya diriku, hal sekecil itupun tak termuat dalam benakku, bagaimana mungkin rasa syukur itu timbul jika tiap hembusan nafasku tak pernah aku fikirkan, dalam diamku jiwa ini sungguh gelisah dan terus bertanya-tanya, bagaimana cara tuk menghadirkan rasa syukurku atas nikmatnya nafas bebas dari-MU? 

Ya Rabb...Begitu sedikitnya pengenalanku terhadap-MU, hingga Aku tak berani menyapa-MU, di setiap detik nafas yang terhembuskan ketika lalaiku lah yang lebih banyak dari pada mengingat-MU,

Wahai jiwa pendosa, ingatlah kepada Sang Maha Agung yang selalu menyertaimu setiap gerakanmu tajamkan akalmu dengan pengenalan kepada Allah swt, agar jarak terdekat dengan-NYA akan kamu rasakan. Jadikan diammu sebagai perantara untuk bertafakkur tentang Allah swt, maka kamu akan terhitung dalam naungan orang-orang yang beruntung.

Ada 4 (empat) hal yang menjadi obyek tafakur:

(1) Perbuatan-perbuatan Taat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline