Lihat ke Halaman Asli

fathul geograf

Suka Menulis

Refleksi Sumpah Pemuda dan Pancasila: Meneguhkan Identitas Bangsa Melalui Perspektif Bung Karno

Diperbarui: 25 Oktober 2024   20:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : depositphotos.com

Fathul Bari

Bung Karno pernah mengatakan Jas Merah (jangan sekali sekali melupakan sejarah) karena bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan jasa para pahlawannya. Pada perjalanan bangsa Indonesia banyak sekali peristiwa-peristiwa besar yang menjadi indentitas nasional seperti Sumpah Pemuda dan Pancasila. Sebagai bagian dari sejarah sumpah pemuda berperan sebagai sebuah tekad guna menyatukan seluruh rakyat Indonesia. Para pemuda Indonesai pada tahun 1928 terdiri dari berbagai etnis, suku, agama dan budaya bersama-sama menyuarakan satu bangsa, satu bahasa dan satu tanah air.

Pada sumpah pemuda ketiga terdapat kata menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Makna dari frasa tersebut adalah agar kita tidak melupakan bahasa daerah masing-masing dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Ikrar yang diucapakn ini menjadi momen bersejarah serta mampu meletakkan dasar yang kuat untuk semangat persatuan dan kebangsaan guna menuju kemerdekaan. Sumpah pemuda menjadi fondasi dalam perjalanan panjang bangsa Indonesia yang kemudian diperkuat dengan hari lahirnya Pancasila pada 1 Juni 1945.

Pada pemikiran politik Bung Karno, Pancasila sebagai alat untuk meyatukan keragaman etnis budaya di Indonesia, mempromosikan keharmonisan serta sebagai kesatuan nasional. Secara landasan spiritual pada sila pertama mengartikan Ketuhanan Yang Maha Esa artinya setiap manusia memiliki kepercayaan akan adanya tuhan. Berfungsi sebagai landasan bagi prinsip-prinsip lain, memperkuat identitas kolektif yang berakar pada nilai-nilai bersama.

Guna menguatkan karakter Pancasila dalam diri tiap masyarakat diperlukan pendidikan kewarganegaraan sehingga memahami hak dan tanggungjawab sebagai warga negara. Hal ini karena pendidikan memiliki peran strategis dalam memahami Pancasila, terlihat dari perubahan kurikulum dari masa ke masa. Namun di tengah upaya pembangunan karakter tersebut, arus globalisasi menumbulkan tantangan yang bisa melemahkan nilai-nilai Pancasila. Salah satunya akibat masuknya budaya asing sehingga dapat memutus budaya tradisi lokal yang diajarkan oleh para pendahulu. Bung Karno sejatinya mempunyai prediksi tentang hal ini, sehingga keluarlah Konsep Tri Sakti yakni berdikari di bidang ekonomi, berdaulat di bidang politik dan berkepribadian di bidang kebudayaan.

Bung Karno menyadari bahwa keragaman di bangsa ini perlu ada landasan yang menyatukan, maka Pancasila bukan hanya sekedar kumpulan dari sila saja melainkan sebuah cita-cita dan visi bangsa yang relecan untuk semua aspek kehidupan masyarakat. Keterkaitan Sumpah Pemuda dan Pancasila dapat dilihat sebgai indentitas nasional bangsa Indonesia serta sebagai panduan moral yang menjiwai kehidupan masyarakat dan pemerintah Indonesia. Pancasila sebagai way of life menjadi memiliki perbedaan dengan komunis, meskipun ada unsur yang diambil yakni materialisme dialektika historis. Adanya tantangan globalisasi saat ini menjadikan keharusan bagi kita untuk memperdalam pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila agar kita tetap dapat meneguhkan kembali identitas bangsa.

Presepsi Bung Karno terkait :

Peran Pancasila

Fungsi Pancasila

Jawaban : Pancasila memiliki peran sebagai peletak dasar negara (philosofische grondslag) dan pandangan hidup masyarakat dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai falsafah ideologi negara Republik Indonesia semua hal harus berdasarkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila sehingga segala perbedaan yang ada dapat terayomi. Berikutnya sebagai (staatsfundamentalnorm) yakni menjadi pedoman pokok dasar negara dalam bertindak. Pancasila merupakan hasil kesepakatan yang disetujui oleh para pendiri bangsa (founding father) sehingga dari dasar inilah Pancasila menjadi jalan untuk mencapai cita-cita moral bangsa. Oleh karena itu Pancasila memiliki peran sebagai cita hukum (Rechtsidee) yang bersumber dari akal-budi pemikiran yang membuat seseorang atau sekelompok anggota masyarakat membuat keputusan untuk memilih dan meyakini nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline