Lihat ke Halaman Asli

fathul geograf

Suka Menulis

Jalan Terang Menuju Swasembada Air Bersih di Kalimantan

Diperbarui: 25 Oktober 2024   07:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Editing Penulis

Ibu Kota Negrara telah resmi dipindahkan di wilayah Kalimantan Timur tepatnya di Wilayah Penajam Paser Utara. Negara Rimba Nusa dipilih menjadi sebuah nama dalam konsep pembangunan. Ibu Kota Negara yang mencapai 202 hektare, konsep inti dari Nagara Rimba Nusa hanya menyerap lahan seluas 2.000-3.000 hektare. Berdasarkan nama tersebut tentu telah tergambar berada atau dikelilingi oleh penghijauan yang menyegarkan baik untuk kita hirup udaranya maupun mata memandang. Tidak hanya itu saja di wilayah tersebut dikelilingi sungai-sungai yang sangat luas dan terpanjang di Indonesia.

Sungai-sungai di Kalimantan memang rata-rata sangat luas seperti di Kalimantan Barat terdapat sungai Kapuas, di Kalimantan Selatan sampai dijuluki Kota Seribu Sungai. Selain itu, di Kalimantan Timur terdapat sungai Mahakam, maka begitu pula di Wilayah Ibu Kota Nusantara dikelilingi sungai-sungai nan panjang. Ini menjadi potensi untuk dikembangkan agar mencukupi kebutuhan air bersih di wilayah tersebut. Namun dibalik adanya potensi tentu pasti terdapat tantangan, yakni kondisi air sungai yang semakin hari semakin keruh akibat aktivitas dari manusia sendiri.

Pada tahun 2012 air di sungai tersebut masih terlihat merah kehitaman, karena memang sebagian besar wilayah gambut. Namun sekarang sudah berubah menjadi cokelat. Oleh karena itu, ini menjadi masalah tetapi dibalik masalah harusnya menjadi potensi untuk dikembangkan. Hal ini karena telah menjadi wilayah jantung dari negara. Kita lihat negara-negara di Eropa misalnya tidak hanyak jernih namun mampu menarik wisatawan.

Jika di Swis memliki sungai sangat jernih dan tidak hanya bisa menjadi penopang ketersediaan air bersih namun juga menjadi pariwisata, harusnya Indonesia juga bisa mencontoh untuk pengelolaan sungai-sungai tersebut menjadi jernih. Hal ini tentu tidak mudah, perlu teknologi tepat guna selain itu kesadaran masyarakat secara keseluruhan. Tetapi ada hal kecil yang dapat dilakukan yakni dengan memberikan pengetahuan kepada masyarakat maupun pemerintah untuk memberikan fasilitas penjernih air di setiap desa-desa sehingga ini dapat membantu.

Dalam jangka pendek, langkah ini dapat dilakukan dengan memberikan pengetahuan tentang alat penjernih air sederhana yang diperoleh dari alam. Ini sebetulnya telah banyak dilakukan oleh para ilmuan, para peneliti dan juga bagi masayarakat yang telah mengerti. Jangka menengah, pemerintah dan stakeholder memberikan fasilitas berupa alat tersebut di setiap desa. Sedangkan untuk jangka panjang ini bisa dijadikan seperti Bumdes, bahkan BUMD. Hal ini penting mengingat potensi air sebetulnya melimpah namun pengelolaan saja yang perlu kita perbaiki. Selain dengan membangun kesadaran akan pentingnya ketersediaan air bersih langkah ini dapat menjadi solusi dari ketersediaan air bersih di wilayah Kalimantan.

Memang pada wilayah yang masih memiliki perbukitan masih banyak ketersediaan air bersih. Namun bagaimana dengan wilayah pesisir. Wilayah pesisir masyarakat tidak hanya kekurangan ketersediaan air bersih namun mereka juga untuk mandi menggunakan air asin. Jadi, mari kita berupaya untuk berkontribusi demi keberlanjutan kehidupan di tengah masifnya pembangunan. Bagaimana kita mampu merawat hidup di dalam kehidupan dengan cara bersama-sama berinovasi. Salam lestari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline