Lihat ke Halaman Asli

fathul geograf

Suka Menulis

Optimasliasi Produksi Ikan dengan Energi Terbarukan Hibrida

Diperbarui: 15 Oktober 2024   01:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Sumber : Editing Penulis

Pendahuluan

Sektor perikanan di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada perekonomian nasional. Namun, tantangan dalam produksi ikan, termasuk akses energi yang tidak memadai, sering menghambat efisiensi dan produktivitas. Penggunaan teknologi energi terbarukan hibrida dapat menjadi solusi inovatif untuk meningkatkan hasil produksi ikan, terutama bagi nelayan kecil.

 

Energi Terbarukan Hibrida

Energi terbarukan hibrida adalah kombinasi dari dua atau lebih sumber energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, dan biomassa. Selain itu, dalam konteks perikanan, sistem ini dapat menyediakan sumber daya energi yang stabil dan berkelanjutan untuk operasional nelayan. Misalnya, panel surya dapat digunakan untuk mengoperasikan alat penangkap ikan dan pendinginan hasil tangkapan, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Guna menciptakan sustainable consumption and production di Pulau Pagerungan kecil, yaitu dengan menciptakan sistem Hybrid PLTB dan PLTS sehingga koperasi NJA bisa mendapatkan akses listrik 24 jam untuk freezer sebagai penyimpanan ikan berkapasitas besar, juga untuk memnuhi kebutuhan listrik lain seperti penerangan, kipas angin, televisi dan lain-lain. Alasan penerapan sistem Hybrid dikarenakan kedua sumber pembangkit ini saling melengkapi satu sama lain (Adiningsih, 2023).

 

Keuntungan Teknologi Hibrida

Penerapan teknologi energi terbarukan hibrida dalam produksi ikan menawarkan berbagai keuntungan. Pertama, sistem ini mengurangi biaya operasional karena penggunaan energi terbarukan yang lebih murah. Kedua, teknologi ini berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dengan mengurangi emisi karbon dan pencemaran. Ketiga, dengan akses yang lebih baik terhadap energi, nelayan dapat meningkatkan jam kerja dan kapasitas produksi, sehingga hasil tangkapan ikan meningkat.

 

Secara teknis, wind turbine bisa berputar 24 jam apabila angin yang cukup untuk menggerakkan bilahnya. PLTB (wind turbine) menjadi back up yang sangat bagus untuk PLTS (solar panel) dimana ketika malam hari solar panel tidak mendapat sinar matahari sehingga tidak menghasilkan listrik untuk charging ke baterai. Kemudian Ketika pagi hingga sore hari panel panel lebih dominan karena intensitas matahari yang tinggi dan dapat terserap sempurna. Inilah yang menjadi landasan bahwa sistem hybrid akan sangat sempurna untuk kemandirian energi listrik dalam rangka meningkatkan penghasilan dan pemberdayaan nelayan di Pulau Pagerungan Kecil (Adiningsih, 2023).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline