Masalah limbah plastik dan banjir merupakan tantangan yang semakin mendesak, terutama di daerah pemukiman padat penduduk. Pemanfaatan limbah masker disposable, plastik polipropilen dan cangkang rajungan dapat menjadi solusi inovatif untuk mengatasi masalah ini. Limbah-limbah tersebut tidak hanya berpotensi mencemari lingkungan tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan batako polimer yang ramah lingkungan.
Pada pembuatan ini peneliti menggunakan alat yaitu cetok, Loyang, timbangan, gelas ukur, sendok, ember, alu, alat masrshall, gunting dan sendok yang masing-masing berjumlah 1 buah. Sedangkan bahan meliputi kulit rajungan (5kg), plastik polipropilen (1kg), limbah masker disposable (1kg), pasir putih (5kg), pasir hitam (5kg), pasir cokelat (5kg), semen (5kg), air (secukupnya), dan cetakan silinder atau paralon 2cmx4cm (90 buah) (Izza, 2023).
Limbah masker disposable, yang banyak digunakan selama pandemi COVID-19, menjadi salah satu penyumbang limbah plastik yang signifikan. Sekitar 1,5 miliar masker dibuang setiap bulan, mengakibatkan masalah sampah yang besar. Sementara itu, plastik polipropilen juga sangat umum digunakan dalam kemasan dan produk sekali pakai. Ketika kedua bahan ini dikombinasikan dengan cangkang rajungan, limbah yang umumnya dibuang dapat diolah menjadi bahan bangunan yang berguna.
Hasil uji kuat Tarik terbaik ditujunjuka oleh perlakukan control semen dengan nilai kuat Tarik sebesar 0.762. Sementara perbandingan hasil uji kuat tarik batako dengan formulasi subtitusi semen menggunakan pasir, dan 3 limbah menunjukkan ketiga sampel ini memiliki kesamaan yakni perbandingan rajungan tertinggi diantara formulasi yang lain. Hal ini menunjukkan peningkatan perbandingan rajungan pada komposisi batako mampu meningkatkan nilai kuat tarik pada batako (Izza, 2023).
Proses pembuatan batako polimer dimulai dengan pengumpulan limbah tersebut. Setelah itu, limbah dibersihkan dan dihancurkan menjadi partikel kecil. Campuran limbah masker, plastik polipropilen, dan cangkang rajungan kemudian dicetak menjadi batako menggunakan mesin press. Hasil akhir adalah batako yang memiliki daya tahan tinggi, tahan terhadap air, dan dapat mengurangi risiko banjir dengan menyerap kelebihan air tanah.
Inovasi ini tidak hanya membantu mengurangi volume limbah yang mencemari lingkungan tetapi juga menciptakan produk yang bermanfaat untuk pembangunan infrastruktur. Batako polimer dapat digunakan untuk membuat dinding bangunan, jalan, dan struktur lain yang dapat memperkuat ketahanan lingkungan. Selain itu, penggunaan cangkang rajungan dalam campuran batako dapat meningkatkan kualitas fisik dan estetika, serta memberikan nilai tambah bagi produk.
Implementasi produksi batako polimer juga dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat, sehingga berkontribusi pada peningkatan ekonomi lokal. Dengan memberdayakan komunitas untuk terlibat dalam pengolahan limbah, diharapkan muncul kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah dan perlunya tindakan kolektif untuk menjaga lingkungan.
Secara keseluruhan, pembuatan batako polimer dari limbah masker disposable, plastik polipropilen, dan cangkang rajungan di Sumenep menawarkan pendekatan berkelanjutan untuk mengatasi masalah limbah dan mitigasi banjir. Dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, masyarakat tidak hanya dapat mengurangi pencemaran tetapi juga membangun infrastruktur yang lebih tahan terhadap bencana. Inovasi ini menjadi langkah konkret menuju pembangunan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Referensi