Fathul Bari, M.Pd
PENDAHULUAN
Pembanguna sejatinya dilakukan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat namun hal ini tidak dapat menghindari pemanfaatan sumberdaya alam sehingga terjadi eksploitasi tanpa memperhatikan daya dukung lingkungan maka terjadilah penurunan kualitas lingkungan. Hal ini telah menjadi fakta berdasarkan penurunan kualitas lingkungan yang dirasakan secara langsung seperti peningkatan suhu bumi.
Manusia dan alam memang tidak dapat dipisahkan karena keduanya saling berkaitan satu sama lainnya oleh karena itu diperlukan pemahaman terkait pentingnya memanfaatkan alam sejalan dengan pembangunan berkelanjutan. Peningkatan suhu bumi menjadi perhatian negara-negara di dunia hingga diatakan Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi di tahun 1992 dengan mengenalkan konsep pembangunan berkelanjutan yang mencakup tiga pilar utama yakni pembangunan ekonomi, sosial dan pelestarian lingkungan hidup.
Hasil dari pertemuan tersebut tecapai kesepakatan yang diimplementasikan secara global yakni Environmentally Sound and Sustainable Development (ESSD), sedangkan di Indonesia disebut dengan Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan
(PBBL) sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan sekarang yang generatif. Turunan dari PBBL yakni dokumen kontruksi Indonesia 2030 yang menyatakan bahwa kontruksi harus berorientasi tidak merusak lingkungan akan tetapi menjadi pelopor untuk perbaikan serta menciptakan peningkatan kualitas lingkungan.
Promosi sustainable construction Salah satu merupakan agenda yang diusulkan guna meminimalisir bahan sisa serta lebih mudah memelihara bangunan pasca konstruksi. Menurut Council International du Batument (1994) tujuan dari sustainable construction yaitu menciptakan bangunan berdasarkan disain yang memperhatikan ekologi, menggunakan sumberdaya alam dengan efisien serta ramah lingkungan selama operasional bangunan.
Semakin banyaknya pembangunan dilakukan tentu dapat menjadi penyebab terganggunya keseimbangan lingkungan. Sustainable Construction adalah Green Construction yang merupakan proses holistik yang bertujuan guna mengembalikan serta menjaga keseimbangan antara lingkungan alami dan buatan.
Definisi dari green construction adalah praktik membangun dengan mengimplementasikan proses yang memandang lingkungan dan efisiensi sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan dari tapak untuk recancana, konstruksi, operasi, memelihara, merenovasi juga dekonstruksi.
Perkembangan industri yang semakin pesat tentu saja memberikan dampak terhadap lingkungan yang berupa limbah dari kegiatan operasional. Upaya pencegahan terjadinya pencemaran akibat kegiatan industri saat ini perusahaan telah muncuk kesadaran bahwa pentingnya pengelolaan lingkungan dan berusaha agar tercapai kinerja lingkungan yang baik dengan mengendalikan dampak dari suatu kegiatan atau jasa. Bentuk dari kesadaran dan kepedulian suatu perusahaan akan kinerja lingkungan bisa diukur berdasarkan implementasi Sistem Manajemen Lingkungan (SML) yang diterapkan oleh suatu perusahaan. Maka artikel ini fokus pada pembahasan peran kontruksi baja dalam pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, pembangunan sosial dan lingkungan.