Halo, nama saya Dina, dan saya baru masuk SMP. Itu normal bagi perempuan untuk berkumpul, dan hari ini ketiga sahabatku dan aku sedang duduk di bawah pohon di tepi lapangan sekolahku, mendiskusikan segala hal mulai dari topik penting hingga topik yang tidak penting. Hingga Tina, salah satu teman terdekat saya, tiba-tiba berteriak, "Eh, tahukah kalian bahwa sekolah kita dulunya adalah penjara tempat para tahanan di zaman penjajahan Jepang?"
" Sejujurnya Tin, dari mana kamu mendengarnya? " Saya bertanya .
" Hmm... Itulah yang dikatakan oleh seorang alumni sekolah salah satu teman kakak saya. Katanya di sekolah ini sering terjadi hal-hal aneh dan terkadang ada anak-anak yang kesurupan."
" Ah, aku tidak percaya; Aku yakin itu hanya gossip yang dibuat untuk menakut-nakuti kita, para siswa baru, jikalau memang ada hantu aku akan memanggilnya dan mengajak mereka bermain bersama hahaha," celoteh Lia. Bisa dibilang Lia adalah anak yang tidak terlalu percaya dengan hal-hal seperti itu,
"Lia kamu tidak boleh bicara seperti itu, itu namanya takabbur." Kata fitra. Yah bisa dibilang diantara kami berempat fitra lah yang paling sholeh selalu mengingatkan kami jika hal yang kami perbuat salah.
"iya maafkan aku."
"aku hanya mengatakannya. Teman sudara laki-laki saya juga mengatakan bahwa pohon tempat kami sekarang ini dulunya adalah tempat para penjahat dihukum mati, dan tubuhnya hanya disimpan di sana sampai membusuk dengan sendirinya, itu sangat menakutkan."
"Tin, jangan mecoba menakut-nakuti kami" Saya menjawab,
"Aku tidak mencoba menakuti kalian, dan katanya juga bahwa banyak anak sering mendengar tangisan dan jeritan orang yang kesakitan. Juga, belum selesai Tina masih berbicara. Tiba-tiba,
"aduh. "