Amerika Serikat adalah negara yang besar dalam berbagai hal, entah itu teritori, jumlah penduduk, maupun kekuatan ekonomi. Bahkan negara adikuasa tersebut memiliki 401 taman nasional dengan 2,5 juta relawan yang terlibat di dalamnya. Lalu, mengapa ada begitu banyak taman nasional di Negeri Paman Sam?
Bagi orang Amerika, taman nasional adalah identitas bangsa serta warisan sejarah, cerminan semangat Amerika, yaitu pencarian kebebasan dan keberanian untuk melewati batas dan mengatasi tantangan, semangat untuk selalu menjelajah, tidak terbelenggu oleh sistem-sistem lama yang menindas kebebasan. Tak heran, setiap musim panas pelbagai taman nasional dibanjiri orang tua dan anak-anaknya.
Sejarah keberadaan taman nasional di Amerika dapat dilacak hingga abad ke-19. Pada awalnya, identitas negara ini memang diciptakan bukan berdasarkan karya arsitektur nan megah, melainkan dengan mengombinasikan demokrasi dan wilayah geografis. Penetapan taman nasional dilakukan antara lain untuk menjawab penghinaan yang dilontarkan oleh orang-orang Inggris bahwa Amerika tidak berbudaya dan beradab (John Shultis, 1995: 122).
Menurut Ken Burns, sineas film dokumenter, "Untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia, sebuah wilayah tanah yang juga merupakan lanskap alam kita telah dikhususkan, bukan demi kepentingan raja-raja atau para bangsawan atau orang-orang kaya, melainkan untuk semua, sepanjang masa" (Burns dan Duncan, The National Parks: American Best's Idea, Alfred A. Knopf, 2009).
Adanya ratusan taman nasional juga bersifat politis karena tidak dapat dilepaskan dari sistem demokrasi Amerika. Frederick Law Olmsted, arsitek lanskap, mengkritik taman-taman privat di Inggris yang dimiliki dan hanya bisa dinikmati para tuan tanah kaya. Apa yang terjadi di negara bekas penjajah itu merupakan suatu monopoli karena mayoritas penduduk tidak bisa menikmati taman-taman (http://www.yosemite.ca.us/library/olmsted/report.html).
(Dikutip dari A. Bagus Laksana, Di Antara Ruang Tipis & Vertigo Identitas, Basis, Nomor 07-08, Tahun Ke-63, 2014)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H